Dalam beberapa minggu terakhir banyak laporan tentang kebocoran data di Indonesia. Salah satunya adalah kasus pembobolan data oleh Björka anonim yang meretas data perusahaan milik negara, kementerian, dan beberapa pejabat pemerintah.
Menurut perusahaan keamanan siber Surfshark, Indonesia adalah negara ketiga yang paling banyak diretas di dunia. Ditemukan bahwa ada 12,74 juta akun di negara tersebut pada kuartal yang didapat datanya pada tahun 2022. Namun, untuk tahun 2023 perusahaan siber Surfshark belum merilis berapa jumlah data di Indonesia yang bocor.
Pada saat yang sama, Rusia mengalami kebocoran paling banyak di dunia pada tahun 2022. Di Jerman, pelanggaran data terjadi pada 14,78 juta akun pada kuartal ketiga tahun 2022.
Kedua adalah Prancis dengan 12,94 juta kebocoran akun. Dibawah Indonesia, terdapat Amerika Serikat dengan 4,82 juta akun yang bocor.
Secara global kuartal ketiga tahun 2022, jumlah akun yang disusupi di seluruh dunia mencapai 72,45 juta. Menurut Surfshark, ada 839 akun yang bocor setiap 60 detik pada kuartal ini, meningkat 32,7% dari kuartal kedua tahun 2022, ketika 632 akun bocor setiap menit.
Di bawah ini adalah daftar negara dengan akun yang paling banyak dibocorkan pada Q3 2022 (13 September 2022):
- Rusia - 14.788.574 akun
- Prancis - 12.949.968 akun
- Indonesia - 12.742.013 akun
- Amerika Serikat - 4.827.286 akun
- Cina - 2.782.843 akun
- Taiwan - 1.230.939 akun
- Brasil - 1.164.531 akun
- India - 1.041.887 akun
- Kolombia - 826.628 akun
- Nigeria - 558.647 akun
Dan baru-baru ini juga Indonesia digemparkan dengan kebocoran data mulai dari 34 juta dat paspor yang bocor hingga 337 juta data dukcapil kemendagri yang bocor.
Pemerintah Indonesia sejauh ini menyatakan "belum dapat menyimpulkan bahwa telah terjadi kehilangan data pribadi secara masif seperti yang diduga".
Di sisi lain, perusahaan keamanan siber mengidentifikasi informasi yang bocor sebagai "valid".