Apakah ia akan tetap setia pada gaya penulisannya yang khas, atau beradaptasi dengan tuntutan algoritma yang mengutamakan viralitas?
Kecerdasan Buatan: Alat Bantu atau Ancaman?
Kecerdasan buatan telah menjadi alat yang tak terelakkan dalam dunia kepenulisan. Tools seperti DeepSeek, ChatGPT, dan Grammarly bisa membantu Pramoedya dalam proses editing, mencari referensi, atau bahkan menghasilkan ide-ide baru.
Kecerdasan buatan dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam proses kreatif. Meskipun AI dapat membantu dalam banyak hal, kreativitas dan sensitivitas manusia tetap menjadi elemen kunci dalam penulisan.
Pramoedya, dengan latar belakangnya yang kuat dalam menggali pengalaman manusia dan sejarah, kemungkinan besar akan tetap menekankan pentingnya suara manusia dalam karyanya
Ia mungkin akan menggunakan AI untuk riset atau pengumpulan data, tetapi tetap mempertahankan proses kreatifnya sebagai bagian dari identitasnya sebagai penulis.
Pramoedya, tentu akan terlibat dalam mempertanyakan etika penggunaan AI dalam penulisan.
Seperti Walter Benjamin (1936) yang mengkritik bagaimana reproduksi mekanis dapat menghilangkan "aura" orisinalitas sebuah karya.
Pramoedya mungkin akan melihat AI sebagai ancaman terhadap keunikan dan keaslian karya sastra, yang bagi dia adalah jantung dari ekspresi manusia.