4. Inflasi Domestik
Inflasi Indonesia, meskipun terkendali di bawah target Bank Indonesia (sekitar 3-5%), tetap memberikan tekanan pada daya beli domestik. Jika inflasi domestik lebih tinggi dari negara mitra dagang utama Indonesia, hal ini bisa menekan nilai tukar Rupiah.
Prediksi Nilai Tukar USD/IDR ke Depan
Melihat tren saat ini dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar, prediksi untuk beberapa bulan ke depan menunjukkan bahwa jika inflasi tetap tinggi dan suku bunga tidak dinaikkan secara signifikan oleh Bank Indonesia, maka nilai tukar rupiah kemungkinan akan terus melemah.Â
Namun, jika ada langkah-langkah kebijakan moneter yang tepat untuk menstabilkan inflasi dan menarik investasi asing, ada kemungkinan pemulihan nilai tukar.
Secara rinci prediksi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Proyeksi Jangka Pendek (2025): Mengingat tekanan global dari kebijakan moneter AS dan ketidakpastian politik internasional, banyak analis memprediksi bahwa nilai tukar USD/IDR mungkin akan tetap berada di kisaran Rp15.500 - Rp16.500 selama kuartal pertama 2025.
Namun, jika The Fed kembali mengubah arah kebijakan suku bunga atau jika ada pemulihan ekonomi global yang signifikan, kita mungkin melihat pelemahan sedikit pada dolar yang akan menguntungkan Rupiah.
Proyeksi Jangka Menengah (2025 - 2026): Dalam jangka menengah, jika Indonesia mampu menjaga kestabilan ekonomi domestik, memperkuat sektor-sektor non-komoditas, serta menjaga kestabilan politik, Rupiah dapat menguat sedikit terhadap USD, meskipun ketergantungan terhadap kondisi ekonomi global tetap signifikan.
Dolar mungkin akan kembali menguat jika ada ketegangan geopolitik atau kebijakan moneter AS yang lebih agresif.
Kesimpulan