Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Skandal eFishery, Pelajaran Apa yang Bisa Diambil Darinya?

31 Januari 2025   05:04 Diperbarui: 31 Januari 2025   05:04 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat eFeeder (Sumber foto: eFishery Impact Report 2023)

Banyak pembudidaya ikan di Indonesia, terutama yang berada di daerah terpencil, tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan teknologi yang cukup untuk mengoperasikan sistem seperti eFishery.

Hal ini diperparah dengan adanya digital divide, yaitu kesenjangan antara mereka yang memiliki akses ke teknologi dan mereka yang tidak (Van Dijk, 2020).

3. Biaya dan Aksesibilitas

Meskipun eFishery dapat menawarkan efisiensi dalam jangka panjang, biaya investasi awal untuk mengadopsi teknologi ini bisa menjadi hambatan besar, terutama bagi petani kecil atau yang berada di wilayah dengan akses keuangan terbatas.

Meski diklaim lebih efisien, diketahui bahwa eFeeder versi terbaru dibanderol seharga Rp8.688.900/unit (Termasuk pajak). Jika menggunakan sistem sewa, harganya Rp150.000/unit/bulan (untuk ikan) dan Rp715.000/unit/bulan (untuk udang).

Sebuah penelitian membuktikan bahwa faktor keuangan seringkali menjadi penghalang utama dalam penerimaan teknologi baru, terutama ketika pembudidaya dan petambak ikan tidak yakin dengan keuntungan yang akan diperoleh (Lpez-Nicols et al., 2008).

eFishery Bantu Pembudidaya Milenial Asal Cirebon Raup Untung Hingga 3 Kali Lipat. (Sumber: eFishery via kompas.com) 
eFishery Bantu Pembudidaya Milenial Asal Cirebon Raup Untung Hingga 3 Kali Lipat. (Sumber: eFishery via kompas.com) 

4. Keterbatasan Infrastruktur

Masalah infrastruktur juga menjadi faktor penting dalam kesulitan adopsi teknologi di sektor perikanan.

Beberapa daerah di Indonesia mungkin tidak memiliki jaringan internet yang stabil atau tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung sistem berbasis IoT.

Tanpa infrastruktur yang mendukung, adopsi teknologi di masyarakat sulit untuk berkembang (Venkatesh et al., 2003).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun