Tidak butuh waktu lama, tepatnya Januari 2022, eFishery berhasil mendapatkan pendanaan seri C total sebesar US$90 juta setara Rp1,29 triliun.
Pendanaan ini dipimpin oleh Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India. Selain itu, terdapat juga investor lain seperti Northstar Group, Go-Ventures, Aqua-Spark, dan Wavemaker Partners (Intan, Novita: 2022).
"Banyak banget! Itu uang semua?!", celetuk istri saat membaca tulisan saya ini. "Sabar, tidak berhenti sampai di situ duitnya", baca terus paragraf selanjutnya, ujar saya.
Bank-Bank ternama lainnya juga menggelontorkan dana fantastis. Sebut saja PT Bank DBS Indonesia, tidak tanggung-tanggung menyiram eFishery dengan uang senilai US$ 32 juta atau setara dengan Rp500 miliar pada 7 Oktober 2022.
DBS merupakan kreditur bank yang memberikan pinjaman terbesar diantara dua bank lainnya (Octaviano, Adrianus: 2025).
Diikuti PT Bank OCBC NISP Tbk mengguyur eFishery dengan dana senilai US$ 16,5 juta (Rp260 miliar) pada Februari 2023. Terakhir dari PT Bank HSBC Indonesia senilai US$ 30 juta (Rp480 miliar) pada 31 Mei 2024.
eFishery telah mendapatkan dukungan finansial yang signifikan dari berbagai sumber, baik melalui investasi ventura maupun pinjaman bank.
Dengan kelimpahan pendanaan itu, eFishery menambah kapasitas finansial perusahaan untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansi mereka di industri akuakultur.
Kemudian eFishery menyediakan fitur-fitur teknologi untuk budidaya ikan dan udang, seperti:
- Smart Feeder, alat pemberi pakan otomatis
- eFisheryKu, platform digital untuk edukasi dan manajemen budidaya
- eFisheryFund, platform untuk pembiayaan petani ikan
- eFisheryFresh, platform untuk menghubungkan petani dengan pembeli
Dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, eFishery bertujuan untuk membantu para petani ikan mengelola pakan ikan secara otomatis.