Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pancasilaisme Badan Bank Tanah dan Perbandingannya dengan Negara Lain

21 Januari 2025   14:28 Diperbarui: 21 Januari 2025   14:28 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: HPL Badan Bank Tanah di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. (Dok. Badan Bank Tanah)

Sebagian besar tanah yang dikuasai oleh perusahaan besar, seperti perkebunan kelapa sawit, tambang, dan hutan tanaman industri (HTI), mengakibatkan banyak petani kecil dan masyarakat adat kehilangan hak atas tanah mereka.

Realitas itu mengarahkan kita kepada tingginya angka konflik akibat permasalahan lahan. Tahun 2020 saja, KPA mencatat ada 241 konflik agraria struktural yang berdampak terhadap lebih dari 135 ribu keluarga di 359 desa/kota (hukumonline.com, 2021).

Untuk memperluas pemahaman mengenai pengelolaan pertanahan melalui bank tanah, maka upaya membandingkannya dengan praktik di negara-negara lain yang relevan merupakan tindakan bijak yang perlu diambil.

Perbandingan dengan Negara Lain

Pembentukan Badan Bank Tanah di Indonesia dapat dibandingkan dengan inisiatif serupa yang ada di negara-negara lain, meskipun setiap negara memiliki latar belakang dan konteks sosial-politik yang berbeda.

1. Brazil: Reforma Agraria dan Banco da Terra

Brazil memiliki pengalaman serupa dengan Indonesia dalam hal ketimpangan tanah, dengan konsentrasi kepemilikan lahan yang sangat tinggi. Pada tahun 1995, pemerintah Brazil membentuk Banco da Terra (Bank Tanah) sebagai bagian dari kebijakan reforma agraria.

Tujuan utama dari Banco da Terra adalah untuk memfasilitasi redistribusi tanah kepada keluarga petani kecil dan masyarakat adat yang tidak memiliki akses terhadap tanah.

Bank Tanah di Brazil berfokus pada pembiayaan bagi keluarga petani untuk membeli tanah, serta menyediakan akses untuk pemberdayaan ekonomi dan sosial di kawasan pedesaan.

Pemerintah Brazil juga mengembangkan kebijakan ini untuk mengurangi konflik agraria dan ketegangan sosial yang sering muncul akibat ketimpangan penguasaan tanah.

Bank Tanah di Brazil berfungsi sebagai instrumen untuk meningkatkan keberagaman penggunaan lahan dan mendukung produksi pertanian yang ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun