Saya tidak sedang mengungkit kasus Deddy Corbuzier yang mengunggah video 'marah-marah' terhadap anak kecil pemrotes rasa lauk ayam menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Saya juga tidak sedang memanfaatkannya sebagai materi konten.
Sejak awal saya menegaskan bahwa MBG sebagai program andalan Presiden Prabowo bersifat kolosal dan kolaboratif. Melibatkan banyak manusia, organisasi masyarakat, pengusaha, kementerian dan lembaga. Intinya, banyak unsur yang ada di dalamnya.
Karena MBG memiliki skala nasional yang luas dan jumlah penerima manfaat sebanyak puluhan juta orang, dalam konteks itu maka setiap evaluasi, masukan, bahkan kritikan harus ditanggapi secara bijak demi keberlanjutan program 'mulia' ini.
Kita juga harus sadar bahwa program MBG ini masih berproses dan belum berjalan secara optimal. Baik dari aspek pengolahan, pelayanan, pola kerja sama, distribusi, bahkan persoalan anggaran yang masih sangat terbatas.
Tentang Artikel Sebelumnya
Sejak saya mengunggah artikel bertajuk "Deddy Corbuzier, Saya, dan Kecerdasan Etis" (Klik baca di: https://www.kompasiana.com/rahardian76/678bcd0ac925c46f5030c3a2/deddy-corbuzier-saya-dan-kecerdasan-etis) tanggal 18 Januari 2025, pukul 16.51 WIB setidaknya ada tiga hal yang membuat hati saya bungah.
1. Respons positif kompasianer terhadap isi artikel
Respons kompasianer dapat diukur melalui statistik. Artikel tersebut sudah dibaca sebanyak 622 kali; diberi nilai oleh 20 orang; dan 10 orang berkomentar. Statistik itu bergerak terus sampai saya menulis hari ini, 20 Januari 2025.
Soal jumlah pembaca, kita tidak tahu apa motivasi kompasianer di balik itu. Tapi ini persoalan lain. Karena saya tidak akan pernah tahu isi hati semua kompasianer. Apapun itu, saya menunduk hormat dan melambungkan terima kasih setinggi-tingginya kepada kompasianer yang sudi membaca artikel saya.
Kita periksa sebagian isi komentar. Salah satunya datang dari Ā pemilik akun kompasiana.com/feyfey. Saya kutip sebagian di sini, "DC tak akan meminta maaf karena dia selalu merasa benar. Dia sedang terbang ke langit hingga lupa menapak ke bumi."