Dalam konteks ini, gencatan senjata menjadi harapan baru untuk mengakhiri kekerasan dan memulai proses rekonsiliasi.
Rincian Kesepakatan Gencatan Senjata
Kesepakatan gencatan senjata ini dibagi menjadi beberapa tahap, dengan rincian sebagai berikut:
1. Pertukaran Tahanan dan Sandera: Pada tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk perempuan dan anak-anak, sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina. Israel berkomitmen untuk membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera yang dibebaskan, serta 50 tahanan untuk setiap tentara wanita yang ditahan.
2. Penarikan Pasukan Israel: Israel akan menarik pasukannya secara bertahap dari wilayah-wilayah tertentu di Gaza, termasuk koridor Philadelphi. Penarikan ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi warga sipil untuk kembali ke rumah mereka.
3. Negosiasi Tahap Selanjutnya: Setelah enam minggu gencatan senjata awal, perundingan akan dilanjutkan untuk membahas kesepakatan damai yang lebih permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Tantangan dan Harapan
Meskipun gencatan senjata ini memberikan harapan baru bagi warga Gaza dan Israel, tantangan besar masih ada di depan.
Banyak analis memperingatkan bahwa ketidakpastian tetap ada mengenai apakah kesepakatan ini akan bertahan dalam jangka panjang. Persoalan implementasi juga menjadi tantangan tersendiri.
Tanpa pengawasan yang memadai, gencatan senjata sulit dipertahankan. Ini dapat menghambat implementasi yang efektif, karena tidak ada mekanisme pemantauan yang cukup untuk memastikan bahwa semua pihak mematuhi gencatan senjata (antaranews.com, 2025; mediaindonesia.com, 2025).
Sejumlah politisi Israel telah menyuarakan kekhawatiran tentang potensi kembalinya kekerasan setelah gencatan senjata berakhir. Misalnya, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich masih menentang kesepakatan ini dan menyebutnya "berbahaya" bagi keamanan Israel (dw.com, 2025).