Lembaga Aspri dibubarkan sebagai respons terhadap tuntutan mahasiswa. Namun, meskipun ada perubahan struktural dalam pemerintahan, banyak pertanyaan tetap mengemuka mengenai siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas provokasi tersebut.
Faktor-Faktor Pemicu
Peristiwa Malari yang terjadi pada 15 Januari 1974 dipicu oleh berbagai faktor yang saling terkait, baik dari aspek politik, ekonomi, maupun sosial.
Jurnal bertajuk "Analisis faktor penyebab terjadinya peristiwa Malari" datang dari Lailah et al menyebut ada faktor internal dalam pemerintahan yang turut memicu kerusuhan.
Rivalitas antara kelompok-kelompok di dalam tubuh pemerintahan, seperti antara Jenderal Soemitro dan Ali Moertopo, menyebabkan ketegangan.
Beberapa pihak dalam pemerintahan diduga sengaja memanfaatkan situasi untuk memperkeruh keadaan demi kepentingan politik mereka sendiri.
Kerusuhan yang terjadi selama demonstrasi tidak sepenuhnya merupakan hasil dari aksi mahasiswa. Terdapat indikasi bahwa provokator dari luar kelompok mahasiswa ikut terlibat, yang memperburuk situasi dan menyebabkan pengrusakan serta pembakaran (cnnindonesia.com, 2021).
Hal ini menciptakan narasi bahwa mahasiswa adalah penyebab kerusuhan, meskipun mereka awalnya bertujuan untuk melakukan demonstrasi damai (tempo.co, 2025).
Pelajaran dari Peristiwa Malari
Peristiwa Malari menyisakan banyak pelajaran penting bagi masyarakat Indonesia:
1. Kepentingan Transparansi:Â Demonstrasi ini menunjukkan pentingnya transparansi dalam pemerintahan dan pengambilan keputusan. Tuntutan mahasiswa untuk mengakhiri praktik korupsi mencerminkan kebutuhan masyarakat akan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.