Tiba di Hambalang, Pusat Kaderisasi
Singkat cerita, saya tiba di lokasi. Disambut oleh embusan angin pegunungan yang dingin dan sejuk. Awan yang sedikit mendung dan malu-malu itu membawa kerinduan bagi siapa saja yang pernah mengunjungi Padepokan Garuda Yaksa.
Saya pun bersegera bergabung dengan puluhan pegiat kaderisasi lainnya untuk tingkat pratama dan muda. Itu adalah era dimana Partai Gerindra begitu intens dan disiplin menggelar kaderisasi hingga level paling bawah.
Para pegiat dan pelatih, tinggal di sebuah rumah panggung berbambu dengan dipan panjang bermatras tidur berjajar, mirip anak-anak pondok pesantren.
Tidak jauh dari rumah bambu itu adalah rumah para peserta kaderisasi. Kondisinya tidak berbeda dengan rumah para pegiat dan pelatih.
Hal serupa dengan kondisi kamar mandi. Lokasinya tidak jauh dari rumah tempat kami tidur. Bak panjang sekira 6 meter digunakan secara kolektif, namun terpisah oleh sekat secukupnya untuk menutupi badan. Ya! Mengingatkan Anda yang pernah hidup di pondok pesantren, bukan?!
Peserta sudah harus hadir di lokasi pada hari Minggu. Kaderisasi dimulai dari hari Senin hingga Sabtu, untuk setiap angkatan.
Jumlah peserta masing-masing angkatan sekira 300-350 orang, menyesuaikan dengan kapasitas rumah bambu yang tersedia.
Perlengkapan peserta mulai dari seragam harian bercorak loreng berwarna coklat, pakaian olah raga, sepatu delta, kaos kaki, seragam pelantikan, baret, topi, ikat pinggang, dan lain-lain sudah disiapkan semuanya oleh panitia.
Saya tidak akan bercerita bagaima keseharian diklat selama hampir seminggu itu. Karena alasan keterbatasan ruang. Mungkin dilain tulisan akan saya gambarkan lebih detail lagi.