Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat SosialāŽ®PenulisāŽ®Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nietzsche dan Gen Z: Menjadi Ubermensch di Dunia yang Penuh Ketidakpastian

31 Desember 2024   17:19 Diperbarui: 31 Desember 2024   17:25 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Nietzsche glasses on StickerDesigned by isstgeschichte

Ini menjadi semakin relevan di dunia modern yang kompleks dan pluralistik, di mana berbagai pandangan hidup saling bertabrakan.

3. Kehendak untuk Berkuasa: Dasar dari Manusia Unggul

Kehendak untuk berkuasa adalah konsep sentral dalam filsafat Nietzsche.

Ia mendefinisikan kehendak ini bukan hanya sebagai keinginan untuk dominasi atau kontrol atas orang lain, tetapi sebagai dorongan kreatif untuk mengubah diri sendiri dan lingkungan.

Dalam konteks Ubermensch, kehendak untuk berkuasa menjadi sarana bagi individu untuk mengekspresikan potensi tertinggi mereka. Membuang rasa rendah diri. TidakĀ lembekĀ apalagiĀ cengeng.

Nietzsche menekankan pentingnya penguasaan diri sebagai langkah pertama menuju pencapaian ini. Dengan menguasai diri sendiri, seseorang dapat melepaskan diri dari keterbatasan sosial dan budaya yang menghambat pertumbuhan pribadi.

Nietzsche dan Gen Z

Di era modern ini, di mana banyak orang, termasuk Gen Z, merasa terasing, kesepian, dan kehilangan makna hidup akibat perubahan sosial yang cepat dan krisis nilai, pemikiran Nietzsche menawarkan wawasan yang mendalam.

Banyak individu kini mencari cara untuk menemukan makna dalam kehidupan mereka sendiri tanpa bergantung pada struktur tradisional seperti agama atau ideologi politik.

Konsep Ubermensch dapat dilihat sebagai panggilan untuk memberdayakan diri sendiri--untuk menciptakan nilai-nilai baru dan menjalani hidup dengan keberanian dan kreativitas.

Sementara itu, tantangan nihilisme tetap relevan; banyak orang merasakan kekosongan eksistensial di tengah kemajuan teknologi dan informasi yang pesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun