Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee]

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Mas Prabowo yang Saya Kenal: Sepenggal Cerita Kawan

26 Desember 2024   21:31 Diperbarui: 27 Desember 2024   00:12 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto saya bersama Prabowo Subianto saat acara Pelantikan Relawan TPS se-DKI Jakarta, tahun 2017 (Sumber: Dok. Pribadi)

Di bus sekolah itu yang selalu menjemput dan mengantar pulang siswa siswi sekolah dasar tersedia sekotak susu dan makanan ringan untuk sarapan anak-anak.

Setiap hari. Sekali lagi, setiap hari! Tak terbilang banyaknya kebaikan yang tidak pernah terliput oleh sorotan dan gemerlap lampu televisi.

"Manusia berhati Nabi", sekali lagi batinku bergumam.

Jiwa pejuang yang tak pernah mati. Tak lekang oleh waktu. Tak pernah berkarat. Mas Bowo selalu bersinar disetiap kemenangan, bahkan kekalahan sekalipun. Anda bisa bayangkan, memimpin orang-orang yang digilas kekalahan tentu mengandung kadar kerumitan yang tak gampang. Berlipat kesulitan.

Di tengah-tengah kesedihan dan penderitaan yang merangsek tanpa kenal ampun itu, Prabowo mengucapkan kata-kata indah yang akan dikenang oleh sejarah, 'becik ketitik olo ketoro.' Sebuah pepatah Jawa, artinya kurang lebih demikian: yang baik akan kelihatan dan yang buruk akan tampak.

Kemudian hari ini, di tengah riuh-gaduh politik nasional, saya bertanya dalam hati, inikah persepsi oligarki yang dituduhkan kepada seorang Prabowo Subianto? Manusia serakah; tidak peduli pada kemanusiaan; menumpuk harta demi kepentingan pribadi; memperbanyak proyek dan mudah mengampuni koruptor; Perusak demokrasi langsung, dan seterusnya.

Bagi manusia yang masih memiliki hati dan akal sehat, tentu punya segudang jawaban dan argumentasi tentang tuduhan itu. O iya, terkait tuduhan oligarki serakah terhadap seorang Prabowo, saya akan ulas dalam tulisan saya berikutnya.

Tetapi, sekali lagi, Prabowo yang saya kenal...adalah manusia dengan setulus-tulusnya dan seikhlas-ikhlasnya mengabdikan jiwa dan raganya buat rakyat, bangsa dan negara.

Seorang manusia yang teguh dalam nilai-nilai perjuangan dan pantang menyerah sampai ajal menjemputnya. Tak terbantahkan.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun