Melihat kondisi Anton yang sedang dipuncak kemarahannya, secara reflek kedua tanganku merangkul Anton dan ku angkat tubuhnya ku bawa keluar ruang sambil berpesan agar anak-anak tunggu di dalam kelas. " Iya, Pak Guru ! " ucap anak-anak serempak.
" Kenapa kamu Anton ? Kelihatannya kamu marah banget sama Budi ? " tanyaku sambil terus membopong Anton ke luar kelas.
" Tadi Budi menendang kakiku ! " jawab Anton.
" Terus kamimu luka tidak ? "
" Tidak ! "
" Sekarang masih sakit "Â
" Tidak ! "Â
Melihat tangan dan kaki Anton sudah tidak tegang lagi, maka kuturunkan tubuh Anton pelan-pelan sambil bertanya, " Anton, kamu pengin dapat pahala ? "
" Pengin Pak ! "Â
" Kamu pengin masuk surga ? "
" Pengin Pak ! "