Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

"Lakonmu Apa...?" Lukisan Visualisasi "Keresahan" Spiritual Seorang Sari Koeswoyo

30 Agustus 2023   15:14 Diperbarui: 4 September 2023   08:44 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Sari Koeswoyo berjudul Wahyu Temurun.(Dokumentasi pribadi)

  • Mbok Mbik [Mbok Emban]

Lukisan ini menampilkan dua sosok perempuan. Saling berhadapan dengan busana cenderung gelap seperti busana khas daerah. Berlatar belakang warna cerah.

Lukisan Sari Koeswoyo berjudul Mbok Mbik. (Dokumentasi pribadi)
Lukisan Sari Koeswoyo berjudul Mbok Mbik. (Dokumentasi pribadi)
Sosok itu ternyata adalah Emban, atau lazimnya dipanggil kesayangan dengan sebutan Mbok Mbik. Ini juga sosok perempuan hebat, di mana perempuan-perempuan pengasuh itu tutut berperan dalam mengasuh orang-orang yang pada kemudian hari akan menjadi orang yang hebat. Lebih hebat daripada Mbok Embannya sendiri.
  • Bukan Wani Di Tata [perEMPUan]

Lukisan dengan objek wayang Sari ini digambarkan sosok perempuan dengan tangan-tangan menjulur di sekelilingnya. Seperti gambaran tangan yang ingin "cawe-cawe" mengatur Perempuan.

Mbak Sari lebih suka penyebutan istilah wanita dengan kata perempuan.

Btw penulisan judul "perEMPUan" dengan penekanan pada EMPU menyiratkan makna pentingnya perempuan. Mengingatkanku pada dosen yang ngajar filsatat Ketuhanan dulu, Alm Prof. Damarjati Supadjar. Beliau suka menyebut dengan kata perEMPUan.

Dalam lukisan itu, Mbak Sari ingin menunjukkan sosok perempuan yang bukan perempuan yang bisa diatur. Bukan dalam konotasi negatif. Perempuan bisa mengatur dirinya sendiri, karena Perempuan punya nalar dan hati yang lebih kuat.

Lukisan Sari Koeswoyo berjudul Bukan Wani Di Tata. (Dokumentasi pribadi)
Lukisan Sari Koeswoyo berjudul Bukan Wani Di Tata. (Dokumentasi pribadi)
Mbak Sari mendeskripsikan, saat sosok perempuan dalam situasi melambung tinggi atau pun saat jatuh, sering kali dituding-tuding dan diatur atur bahwa perempuan harus begini, harus begitu.

"Saat perempuan sudah mengerti siapa dirinya, tak perlu dia dibilang lagi bahwa dia suaminya A, suaminya B, tapi saya adalah saya," terangnya.

  • Sudah Waktunya

Lukisan ini menampilkan goresan naga bermahkota dengan selendang warna kuning. "Wis Wayahe" atau "Sudah Waktunya" dipilih menjadi judul lukisan ini.

Lukisan Sari Koeswoyo berjudul Sudah Waktunya. (Dokumentasi pribadi)
Lukisan Sari Koeswoyo berjudul Sudah Waktunya. (Dokumentasi pribadi)
Makna yang terkandung dalam goresan itu, menurut Mbak Sari, adanya keselarasan dan keseimbangan di dalam kehidupan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun