Atau kita bisa mengajarkan sesuai kemampuan kita. Apa yang kita rasa bisa bermanfaat untuk pelaku UMKM itu. Contohnya, penggunaan digital secara arif. Penggunaan sosmed untuk marketing, bikin foto produk, bikin caption produk atau apapun yang mereka minta. Nampak sepele, tapi aku pikir sangat bermanfaat untuk mereka.
Dulu aku pernah melakukannya dengan seorang kawan fotografer. Â Aojan juga pernah minta diajarin cara edit video di smartphone. Cuma belum kesampaian kulakukan. Mungkin suatu hari nanti. Aku lihat di sosmednya dia terkadang posting footage video, namun belum bisa "menjahitnya".
Aku yakin, banyakk "Aojan-aojan" lain di Baduy Luar yang memiliki keinginan sama. Juga keinginan lainnya. Kalau dari cerita-cerita seeh, warga Baduy Luar bisa mengoperasikan smartphone/ berinternet juga diajarin dari orang luar/ pengunjung. Mengingat aturan adat, tak memperbolehkan bersekolah.
Praktis tak banyak peluang kerja bagi orang Baduy. Lagi pula mereka tak mengenal merantau kalau masih mau jadi orang Baduy. Peluang mereka adalah memaksimalkan potensi diri dan kampung mereka yang sesungguhnya diajarkan leluhurnya, bahwa tanah Baduy mampu  mencukupi.
Termasuk bekerja menjadi pemandu wisatawan yang berkunjung ke kampung mereka, yang sesungguhnya menarik hati "orang kota." Orang kota yang rindu pada kehidupan arif dan bersahaja ala "kampung" pada masa dulunya. Termasuk aku. Kalau kamu?
@rachmatpyÂ
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H