Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sebuah "Panggilan" Masa Lalu dari Batutulis

15 Juni 2023   13:54 Diperbarui: 15 Juni 2023   17:01 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Kawasan Bogor yang lalu lintasnya sering macet, Batutulis, tersimpan kisah-kisah historis Kerajaan Pajajaran melalui jejak-jejak petilasan kerajaan yang mencapai puncak keemasan masa pemerintahan Prabu Siliwangi tahun 1482-1521M atau 1404-1443 Saka.

Video Reels Instagram di atas adalah rekaman perjalanan acara Jelajah Click, pasca acara KPK Gerebek di Laksa Cihideung pada Sabtu, Juni 2923.

Perjelanan jelajah Batutulis mengunjungi 3 tempat di kawasan sekitar Istana Batutulis, milik keluarga Presiden RI pertama, Soekarno. Berikut ini ceritanya. Simak ya.

***

"Saya dari Cikarang," kata pemuda berbadan kurus tinggi itu, menjawab pertanyaanku, saat kami berbincang di area dalam komplek Prasasti Batutulis. Dia datang berdua saja, dengan temannya.

"Bisa sampai sini?" tanyaku.

"Disuruh," Jawabnya.

"Oooo disuruh siapa," tanyakku lagi.

"Semacam ... hmmm panggilan... ya begitu," jawabnya.

Aku nangkep yang dia maksud. Ada faktor spiritual yang membawanya ke lokasi Prasasti Batutulis itu. Dia juga mengaku merasakan "sesuatu" saat di dalam ruangan tempat prasasti berada.

Dia cerita beberapa tempat semacam itu, sudah dikunjunginya, termasuk Puncak Suralaya yang berada pada puncak tertinggi perbukitan Menoreh di perbatasan Yogyakarta dan Magelang. Puncak yang sering menjadi lokasi melihat kemegahan Candi Borobudur dari sisi utara.

Menyambung minatnya mengunjungi lokasi historis spiritual itu, aku pun ceritakan tentang "batu" petilasan masa Kerajaan  Pajajaran di Bogor. Kubilang ada petilasan di klenteng tertua di Bogor, yakni Pan Kho Bio, Pulo Geulis dan di Vihara Sian Jin Ku Poh, Desa Tonjong, Kec. Kemang Bogor Barat.

Sebenarnya dia minat ke 2 tempat itu, namun tidak bisa mendatangi hari itu. Mungkin lain kali.

Mengunjungi Stasiun yang Pernah Mau Dibongkar

Dulu, sebelum ada tol Bocimi, aku sering melintas kawasan Batutulis. Saat perjalanan menuju Cicurug, Sukabumi melalui Cihideung melewati Stasiun Batutulis.  Saat baleknya, melewati jalan searah, depan Prasasti Batutulis.

Namun aku baru kali ini mampir bersama kawan-kawan kompasianer saat momen acara Jelajah Click, selepas acara KPK Gerebek di Laksa legendaris Pak Inin, Cihideung, Sabtu 10 Juni 2023 lalu.

Di Stasiun Batutulis, rombongan Jelajah Click melihat stasiun kecil yang terkategori kelas III itu dengan antusias. Sepertinya banyak yang belum pernah melihat stasiun ini dari jarak dekat, termasuk diriku.

Jelajah Click di Stasiun Batutulis Bogor, Sabtu 10 Juni 2023. Istimewa
Jelajah Click di Stasiun Batutulis Bogor, Sabtu 10 Juni 2023. Istimewa

Bangunannya tidak besar. Sesuai dengan peruntukkannya yang menjembatani perjalanan KA Pangrango relasi Bogor -- Sukabumi yang penumpangnya tidak seramai tujuan jarak jauh kota lainnya.

Lokasi stasiun di Lawanggintung, Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat. Disebutkan bahwa meski diberi nama Batutulis, stasiun ini tidak terletak di wilayah Kelurahan Batutulis, tetapi terletak di sebelah timur kelurahan tersebut dan berbatasan di stasiun ini.

Beberapa papan keterangan terpasang di dinding bangunan tua stasiun ini. Soal keberadaan bangunan bersejarah stasiun ini, beragam sumber menyebutkan tahun 1888. Menurut petugas, yang kutanyai sebelumnya, Stasiun Batutulis dibangun berbarengan dengan Stasiun Bogor, tahun 1881. Ada juga yang menyebut tak lama setelah Stasiun Bogor berdiri.

Pastinya bangunan stasiun ini memang terlihat bangunan tua namun tetap kokoh. Pernah pada Desember 2018 stasiun ini terkena dampak dari angin puting beliung. Bangunan tetap berdiri hanya atap bangunan rusak dan genteng berjatuhan.

Saking tuanya bangunan yang digunakan sebagai kantor stasiun ini, Walikota Bogor Bima Arya, pernah menentang usulan penggeseran stasiun saat ada perombakan. Hal itu mengingat lokasi bangunan yang berimpitan dengan jalan raya.

Alasan Bima Aryaa, karena bangunan merupakan bangunan bersejarah. Untung ya, gak jadi digeser. Jadi kitab isa melihat bangunan tua stasiun.

Memang umumnya bangunan stasiun merupakan peninggalan jaman colonial Belanda. Demikian pula bangunan stasiun di sepanjang relasi Bogor-Sukabumi, bangunannya bersejarah semua.

Sejarahnya, sebelum melayani KA Pangarango, stasiun ini pernah melayani KA Bumi Geulis relasi Bogor dan Sukabumi. Belakangan karena KA udah uzur, dihentikan pada akhir Desember 2012. Saat ini hanya melayani KA Pangrango yang bertolak dari Stasiun Bogor. Kamu pernah naik KA ini?

Prasasti Batutulis Jejak Kerajaan Pajajaran 

Jarak petilasan Prasasti Batutulis dengan Stasiun Batutulis, dekat. Sekira 500an meter saja. Tepatnya ada di seberang Istana Batutulis yang merupakan tempat peristirahatan milik Presiden Sukarno.

Di komplek Prasasti antara lain ada petilasan bersejarah Batu Tapak (bekas telapak kaki Prabu Surawisesa), meja batu bekas tempat sesajen pada setiap perayaan, batu bekas sandaran tahta bagi raja yang dilantik, batu lingga dan lima buah tonggak batu yang merupakan punakawan (pengiring-penjaga-emban) dari batu lingga.

Lokasi penyimpanan prasasti pada tempat asalnya atau insitu. Ada di dalam sebuah bangunan kecil yang berada di dalam komplek Cagar Budaya Prasasti Batutulis. 

Prasasti Batutulis, Bogor DOKPRI
Prasasti Batutulis, Bogor DOKPRI

Pada pintu bangunan itu, ada penutup kain. Pengunjung boleh masuk ke dalam dengan melepas alas kaki.

Di ruangan yang berukuran kira-kira 4x4 meter itu, ada sebuah lempengan batu pipih yang meruncing dan sebuah batu bulat memanjang. Itulah Prasasti Batutulis dan Batu Lingga Batu Lingga dikenal sebagai lambang kesuburan. Ada juga papan bertuliskan silsilah pada dinding.

Ruangan nampak bersih. Dibersihkan oleh seorang ibu berusia 83 tahun bernama Maemunah. Ibu itu merawat tempat ini  sejak sekitar tahun 1980an. Ibu Maemunah ditemani Pak Farid.

Mengutip dari ragam sumber, tullisan pada lempengan batu itu, berupa aksara tipe Jawa Kuno dalam 9 baris dan berbahasa Sunda Kuna.

Menurut Hasan, seorang yang memperdalam studi epigrafi atau ilmu prasasti dan sejarah kuno Indonesia di Belanda, prasasti Batutulis isinya dibagi menjadi 3 bagian.

Prasasti Batutulis, Bogor DOKPRI
Prasasti Batutulis, Bogor DOKPRI

Bagian manggala atau pembukaan berisikan seruan permohonan perlindungan dan keselamatan pada Dewa.

Lalu sambandha atau bagian alasan dan tujuan dibuatnya prasasti. Tujuannya adalah  untuk memperingati Prebu Retu yang dinobatkan sebagai raja dengan nama Prebu Guru Dewata Prana dan Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.

Bagian terakhir adalah titimangsa berisi terkait tahun candrasengkala.  

Sebuah sumber menyebutkan bahwa prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Pajajaran. Dibuat pada tahun 1533M (1455 Saka) oleh Raja Surawisesa (1521-1535M) yang merupakan penerus Kerajaan Padjajaran.

Keterangan serupa itu, juga diceritakan Pak Farid, kalau prasasti dibuat oleh anaknya Prabu Siliwangi bernama Surawisesa dari Kerajaan Pajajaran.

Sejarah mencatat  prasasti ini pertama kali ditemukan oleh ekspedisi pasukan VOC, dipimpin oleh Kapten Adolf Winkler pada 25 Juni 1690.  

Hingga saat ini, prasasti Batutulis terawat dengan baik. Di area komplek ada semacam "kuburan" batu dengan nisannya juga ada tapak kaki Surawisesa.

Prasasti Batutulis, Bogor DOKPRI 
Prasasti Batutulis, Bogor DOKPRI 

Pemandian Cipulus, Bikin Awet Muda?

Kelar menikmati "masa lalu" di komplek Prasasti Batutulis, jelajah lanjut ke area belakang Istana Batutulis. Tujuannya adalah sebuah pemandian peninggalan masa Kerajaan Pajaran, yakni Situs Cipulus.

Untuk mencapai lokasi, berjalan kaki melewati rel kereta api. Gak jauh dari Stasiun Batutulis.

Narsis di rel KA Istimewa.
Narsis di rel KA Istimewa.

Jangan dibayangkan pemandiannya seperti area kolam pada umumnya, ini hanya berupa pancuran dari kran air. Sumber air dari rerumpunan bambu di sekitar. Debit air tergantung musim. Kalau kemarau, debit juga berkurang derasnya.

Warga setempat, menggnakan air itu untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum. Air boleh diminum langsung tanpa perlu direbus, hanya disaring.

Seperti yang dituturkan Bu Cucu, salah seorang warga kampung Batakal, Batutulis yang bermaksud mengambil air di lokasi. Dia menggunakan air itu sudah sejak puluhan tahun. Termasuk untuk memenuhi kebutuhan air minum.

"Sudah pakai air ini puluhan tahun. Gak dimasak, langsung minum setelah disaring," Katanya.

Ada yang meyakini, kalau airnya berkhasiat menjaga agar tetap awet muda. Entah benar atau nggak.

Hmmm btw, kenapa gak dijadiin komoditi bisnis air mineral ya? Mungkin ada sumber airnya gede Hehehe

Dasar otak bisnis hahaha.

Referensi

"Sejarah Batutulis, Prasasti di Seberang Istana Bung Karno yang Ditemukan VOC"

Wikipedia Stasiun Batutulis

Prasasti Batu Tulis Pajajaran, Ada Bekas Tapak Kaki Prabu Surawisesa dan "Harta Karun"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun