"Dunia Kecil" KomunitasÂ
Pemahamanku, komunitas itu bak miniatur dari dunia "besar" kehidupan sehari-hari.  Medium untuk mengejawantahkan pribadi kita sebagai homo socius atau makhluk sosial. Kita yang selalu ingin berinteraksi dengan orang lain.
Di dalamnya ada banyak orang dengan aneka ragam watak, kepribadian, dan kebiasaan yang unik dengan segala kekurangan serta kelebihannya. Dengan segala yang menyenangkan sekaligus menjengkelkan.
Oleh karenanya komunitas lazim terbentuk karena adanya kemiripan, kesamaan terkait hobi, kebiasaan, kepentingan  bahkan bisa jadi profesi (di luar  organisasi).
Atas dasar kesamaan minat berambut gondrong, aku masuk komunitasnya mahasiswa gondrong, waktu jaman Orba dulu.
Atas dasar kesamaan asal usul daerah, aku masuk dalam komunitas PAKARI, Paguyuban Keluarga Wonogiri.
Atas dasar kesamaan minat isu Aids, aku masuk di dalam komunitas jurnalistik Aids di masa itu.
Atas dasar ketertarikan pada traveling bangunan bersejarah, aku masuk dalam Komunitas Indonesia Hidden Heritage. Juga komunitas Kompasianer Traveler Kompasiana (Koteka) sebagai wadah kompasianer yang suka jalan-jalan.
Atas dasar kesamaan hobi fotografi, aku masuk dalam komunitas Photograper Bogor. Juga KAMPRET (Komunitas Hobi Jepret) yang dulunya merupakan komunitas di Kompasiana.
Atas dasar kesamaan menulis tema fiksi, aku  masuk dalam komunitas Fiksiana Community di Kompasiana, yang sekarang entah gimana kabarnya. Â
Atas dasar kesamaan menulis tema kuliner, aku membentuk komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) di Kompasiana. Dan menjadi salah satu punggawa, hingga now.