Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Meniti Bukit Surga Pulau Padar

10 Mei 2023   06:29 Diperbarui: 11 Mei 2023   10:26 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu keping pesona, pecahan keindahan surga itu jatuh di kawasan Labuan Bajo, ada di puncak bukit Pulau Padar, Taman Nasional Komodo.

Aku melonpat kecil dari speed boat ke tangga kayu dermaga. Aku seperti terbangun dari mimpi, saat kakiku merasakan suara gesekan sepatuku dengan kayu dermaga. Mimpi yang lama terpendam untuk mencapai pulau eksotik ini di Taman Nasional Komodo, hari itu, 10 Desember 2022, tiba takdirnya.

Pulau dengan puncak bukit sebagai gardu pandang melihat pesona kepingan menawan yang jatuh dari surga. Tak kusiakan waktu, berdiri sejenak memandang sekeliling dermaga.

Riak gelombang air laut dengan barisan pulau di kejauhan. Air laut yang barusan diarungi speed boat yang aku tumpangi dari Dermaga Ujung, Labuan Bajo sana.

Berbalik badan, aku melihat di ujung sana gerak laju orang berjalan mengikuti lajur menuju bukit. Bukit Padar. Bukit yang bersambungan ke perbukitan menghijau lain.

Bukit yang diwarnai dengan semak-semak dan pepohonan padang rumput yang menutupi pulau. Menciptakan bukit sabana yang menghijau nan indah.

Aku gak yakin, sepertinya belum ada jam 09.00 WITA saat tiba di dermaga Pulau Padar. Cuaca cerah cenderung kering dan panas.  Khas iklim di Labuan Bajo.

Aku mengikuti teman-teman seperjalanan trip Labuan Bajo menyusuri dermaga. Menunggu Robert sang pemandu membeli tiket di loket.

Perjalanan meniti bukit Padar busa ditonton di video bawah ini.  


815 Anak Tangga

Selepas loket, ada anak tangga dari kayu, menikung menjelujur ke atas. Aku beringsut dari tempat berdiriku, mendekati Ranger Pulau Padar yang memberi "briefing" menjelaskan aturan main naik Bukit Padar.

"Ada 815 anak tangga ditambah nanjak jalan tanah berbatu," kata Ranger.

Ooo anak tangganya lebih banyak dibanding anak tangga di Batu Caves, Malaysia yang kudaki pada tahun 2018 silam. Di sana hanya 272  buah anak tangga.

Lebih banyak juga daripada anak tangga di makam Raja Imogiri, yang kudaki pada masa mahasiswa dulu. Jumlahnya kalau sampai makamnya Sultan Agung ada 488 buah anak tangga.

"Kami tidak mendampingi sampai atas, tapi di setiap titik yang rawan ada Ranger yang berjaga," tambah Ranger.

Okelah. Beruntung hari cerah. Tidak hujan, jadi nampaknya trekking ke puncak Bukit Padar menjadi lebih mudah.

Meniti anak tangga dimulai. Tangganya masih bagus. Di awal tanngga sepertinya terbuat dari kayu. Tak lama sampai di dataran pertama. Pesona laut dan hijau perbukitan dari ketinggian di sekeliling Pulau Padar sudah mulai nampak.

Pemandangan indah dari atas bukit Pulau Padar. Dokpri
Pemandangan indah dari atas bukit Pulau Padar. Dokpri
Anak tangga berlanjut, menikung. Berupa anak tangga dari semen. Perjalanan masih bisa kunikmati dengan riang. Nafas masih lega.

Sedikit demi sedikit kaki melangkah. Mengangkat paha kaki kanan dan kiri. Di sebelah kana nada pagar pembatas. Di sebaliknya tanah curam menuju pantai di sana.

Sebelah kiri relatif lebih aman. Tanah rerumputan sebelum di ujung sana juga menjorok curam ke bawah.  Titian anak tangga benar-benar diapit sisi curam di kanan kiri.

Serasa menuju ke langit setiap mendongakkan kepala. Ada puncak berlatar langit biru di kejauhan. Itu lokasi tujuan kami.

"Ahh mulai terasa neh, kaki," gumamku sendiri.

"Sepertinya rehat di rindang pepohonan itu teduh juga," kata batinku.

Ada spot-spot dimana ada pohon rindang. Gak banyak. Karena mayoritas adalah tanah rumput. Beberapa pengunjung lain sudah berteduh duluan.

Ada pohon di atas bukit Pulau Padar. Dokpri
Ada pohon di atas bukit Pulau Padar. Dokpri

Ya, sudah aku lanjut mengikuti langkah teman-temanku di depan.

Bagian tangga habis. Puncak Padar masih di sana. Lanjut menapaki jalanan tanah berbatu. Agak gak beraturan jadi perlu berhati-hati.

"Batu-batuan bisa bergerak kalau menginjak gak pas. Bisa tergelimcir," kata teman di depanku.

Sambil sesekali memotret. Sekalian mengatur nafas. Trekking menanjak dengan tingkat kemiringan 45 derajat ini, lumayan juga. Bermanfaat juga olahraga lari yang aku lakukan setiap weekend. 

Meski trek lari yang selama ini kulakukan cenderung di jalanan datar Kota Bogor, minimal badan gak kaget untuk diajak nanjak bukit ini.

Ntah berapa lama aku meniti anak tangga. Yang jelas senang sampai di titik pertemuan di atas Bulit Pulau Padar. Sebenarnya belum puncak banget. Tapi di sinilah spot yang popular untuk mendokumentasikan foto atau video dengan latar belakang dua selat.

Persis seperti foto Presiden RI, Joko Widodo yang kuliat di Bandara Komodo sehari sebelumnya. Foto berlatar belakang 2 selat.memang cakep di sini.

Agak panas terasa, namun ada semilir angin perbukitan yang membantu mendinginkan badan.

Kuangkat kameraku mendokumentasikan pesona di sekeliling pulau. Menawan. Ini pemandangan yang sering disebut orang sebagai surga Pulau Padar.

Memotret di atas bukit Pulau Padar. Dokpri
Memotret di atas bukit Pulau Padar. Dokpri

Topografi pulau ini  bukit-bukit yang berhadapan dengan teluk laut yang dalam. Nampak air tenang di kejauhan. Tanda bahwa air laut itu, cukup dalam.

Pantas saja orang-orang gak ada habisnya bercerita tentang keindahan pulau di Flores ini.

Rasanya aku bersepakat, mengatakan bahwa pulau ini merupakan salah satu pulau terbaik di jajaran kawasan Taman Nasional Komodo.

Aku sebenarnya malas beranjak dari puncak bukit, kalau saja jadwal trip selanjutnya tak mengharuskanku turuni bukit. Pemandangan alam nan eksotis  pulau terbesar nomor 3 di Kawasan Taman Nasional Komodo ini menyihirku.

Meniti Bukit, Jangan Abai!

Rasanya lelah meniti bukit surga Pulau Padar ini terbayar lebih. Perlu persiapan bagi yang tidak terbiasa naik tangga ratusan jumlahnya. Jangan hanya tergiur cerita keindahan, lalu abai dengan hal-hal yang diperlukan saat meniti anak tangga.

Aku mencatat beberapa hal berdasarkan pengalamanku.

1.  Sebaiknya gunakan alas kaki yang nyaman, anti selip, sendal gunung atau semacamnya. Jangan gunakan high heel. Anak tangga berputensi licin kalau kondisi hujan atau selepas diguyur hujan.

2. Lebih baik berangkat pada pagi hari. Demi menghidari terikpanas. Maklum di atas bukit dengan kontur semak rerumputan jarang pepohonan.

3. Bawalah air minum. Potensi haus dahaga sangat tinggi mengingat cuaca panas dan treeking.

4. Kenakan penutup kepala seperti topi. Demi melindungi dari terik panas. Bawa payung juga boleh.

5. Jangan membawa barang bawaan berlebihan. Bawa seperlunya biar enteng.

6. Siapkan mental dan fisik ekstra khususnya bagi pengunjung yang jarang berjalan kaki mendaki bukit.  

Di puncak Padar. Foto MR DIY 
Di puncak Padar. Foto MR DIY 

Sepertinya jika takdir membawaku Kembali ke pulau ini, aku akan memilih naik saat sunset atau sunrise. Demi memperoleh best golden foto. Kebayang indahnya siluet sinar matahari. 

Hari beranjak siang saat aku dan rombongan mebinggalkan dermaga Pulau Padar. Speed boat yang kami tumpangi bergegas menuju lokasi trip berikutnya, Pulau Komodo. 

Thanks MR DIY. Salam wisata.

@rachmatpy 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun