Selepas loket, ada anak tangga dari kayu, menikung menjelujur ke atas. Aku beringsut dari tempat berdiriku, mendekati Ranger Pulau Padar yang memberi "briefing" menjelaskan aturan main naik Bukit Padar.
"Ada 815 anak tangga ditambah nanjak jalan tanah berbatu," kata Ranger.
Ooo anak tangganya lebih banyak dibanding anak tangga di Batu Caves, Malaysia yang kudaki pada tahun 2018 silam. Di sana hanya 272 Â buah anak tangga.
Lebih banyak juga daripada anak tangga di makam Raja Imogiri, yang kudaki pada masa mahasiswa dulu. Jumlahnya kalau sampai makamnya Sultan Agung ada 488 buah anak tangga.
"Kami tidak mendampingi sampai atas, tapi di setiap titik yang rawan ada Ranger yang berjaga," tambah Ranger.
Okelah. Beruntung hari cerah. Tidak hujan, jadi nampaknya trekking ke puncak Bukit Padar menjadi lebih mudah.
Meniti anak tangga dimulai. Tangganya masih bagus. Di awal tanngga sepertinya terbuat dari kayu. Tak lama sampai di dataran pertama. Pesona laut dan hijau perbukitan dari ketinggian di sekeliling Pulau Padar sudah mulai nampak.
Anak tangga berlanjut, menikung. Berupa anak tangga dari semen. Perjalanan masih bisa kunikmati dengan riang. Nafas masih lega.
Sedikit demi sedikit kaki melangkah. Mengangkat paha kaki kanan dan kiri. Di sebelah kana nada pagar pembatas. Di sebaliknya tanah curam menuju pantai di sana.
Sebelah kiri relatif lebih aman. Tanah rerumputan sebelum di ujung sana juga menjorok curam ke bawah. Â Titian anak tangga benar-benar diapit sisi curam di kanan kiri.
Serasa menuju ke langit setiap mendongakkan kepala. Ada puncak berlatar langit biru di kejauhan. Itu lokasi tujuan kami.