Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Masjid Lautze, Masjid Tanpa Kubah "Rasa" Klenteng

8 April 2023   18:57 Diperbarui: 8 April 2023   19:10 2315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Lautze di Jalan Lautze, Karanganyar Sawah Besar, Jakarta Pusat. (Dokpri)

 

Sabtu (8/4) adzan Asar bausan selesai berkmandang, saat aku menginjakkan kaki halaman masjid di Jalan Lautze, Karanganyar Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Untuk mencapai masjid ini, mudah. Jaraknya hanya sekira 300 meter dari Stasiun Sawah Besar Jakarta Pusat.

Bangunan masjid berada di jejeran ruko. Terlihat seperti bukan masjid pada umumnya. Mirip klenteng kalau menilik dari dominasi warna merah serta arsitekturnya. Arsitektur bangunan bergaya Tionghoa. Uniknya lagi, masjid ini  tanpa menara dan kubah.

Inilah Masjid Lautze. Masjid yang berada di kawasan Pecinan, Sawah Besar.  Didirikan oleh warga keturunan Tionghoa pada 1991 silam.

Tonton Masjid Lautze di Reels Instagramku ini ya.


Masjid Lautze Beraroma Tionghoa

Masjid, berupa bangunan berbentuk ruko berlantai empat. Ada tulisan besar, bertuliskan "Masjid Lautze" di atas bangunan.  Ada beberapa lampion warna merah masih tergantung.   

Aku perhatikan, pintunya unik. Berbahan dari kayu tebal. Berjumlah 4 pintu. Berwarna merah dengan ornamen bulatan kecil-kecil berwarna kuning dan merah. Seperti pintu gerbang.

Di lantai 1 bagian dalam, ada tempat wudhu. Di dinding sebaliknya, ada papan putih bertuliskan data jumlah para mualaf dari tahun ke tahun.

Masuk bagian ruang utama, tempat jamaah sholat dilengkapi mimbar. Lantai semua dilapisi karpet warna hijau aksen kuning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun