Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ojol di Zona Merah Jakarta, Allianz dan Halodoc Gelar Rapid Test Lawan Corona

22 April 2020   10:12 Diperbarui: 22 April 2020   13:21 2769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan foto: Suasana rapid test COVID-19 di Cibis Park, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin 20 April 2020. (Foto Kompas.com/Agung DE)

Masih adanya mobilitas warga yang rentan terpapar virus COVID-19, mendorong Allianz Indonesia dan Halodoc menggelar rapid test gratis bagi warga beresiko tinggi seperti pengemudi online (ojol), pekerja harian maupun warga pinggiran di zona merah DKI Jakarta. Layanan itu sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus yang sudah menjadi pandemi global.

SEJAK ditemukan pasien pertama yang positif terpapar virus corona, yang belakangan bernama resmi COVID-19 pada 2 Maret 2020 silam, aktivitas kehidupan di masyarakat berubah.  

Adanya himbauan Work From Home (WFH) sejak 16 Maret 2020 lalu, membuat aktivitas warga berkurang. Bekerja dan aktivitas keseharian lebih banyak dilakukan di lingkungan rumah. 

Apalagi belakangan ditambah pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pasca Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengeluarkan aturan PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) akhir Maret 2020 lalu. 

Kebijakan PSBB tidak diberlakukan secara serempak, tapi diberlakukan sesuai dengan kondisi di daerah masing - masing. Di Jakarta, PSBB diberlakukan sejak 10 April 2020 dan akan berlangsung hingga 23 April 2020. 

Namun demikian, tidak semua warga bisa melakukan himbauan Work From Home dan memenuhi instruksi pemerintah soal pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Misalnya saja mereka yang menopang kebutuhan hidup sehari-hari seperti penjual bahan pokok, pekerja harian, sopir transportasi umum dan ojek online (ojol). 

Ojol dan Mobilitas di Masa PSBB di Jakarta 

"Mas bisa share loc?" Tanya suara dari seberang telpon pada Minggu, 19 April 2020 kemarin. Telepon dari Indra, seorang pengemudi ojol.

"Mas posisi dimana?" Tanya saya. Yang seterusnya berlanjut ke percakapan ancer-ancer lokasi yang ternyata posisinya sudah dekat. 

Meski awalnya salah lokasi, akhirnya sampailah Indra bertemu saya sambil membawa tentengan, paket makanan. Ya saya kemarin lusa pesan makanan dari Lia, seorang kawan di Bekasi. Makanan berupa nugget dan ayam Kalasan yang merupakan usaha sampingan Lia di masa PSBB. 

Maklum saja selama di rumah saja, saya jarang keluar. Meminimalisir 'kluyuran' sesuai anjuran pemerintah. Dan jasa ojol seperti Indra ini sangat bermanfaat keberadaannya. 

Meskipun terkadang di benak saya terpikir, "Wah kasian juga ya, dia masih narik di tengah suasana yang gak aman oleh adanya wabah Corona ini." 

Ojol menjadi jasa pilihan saya, untuk mengantarkan paket makanan itu ke kawasan Grogol, Jakarta Barat tempatku. Pasalnya kiriman makanan tidak boleh terlalu lama. Sehari harus sampai. Sementara lokasi berjauhan. Bekasi -- Grogol. Hanya jasa ojol pilihan tepat. 

Keterangan foto: Seorang ojol melintas di jalan Kedoya Raya, Jakarta Barat, Senin 20 April 2020. (foto Ganendra)
Keterangan foto: Seorang ojol melintas di jalan Kedoya Raya, Jakarta Barat, Senin 20 April 2020. (foto Ganendra)
Di satu sisi, saya sangat terbantu dengan jasa ojol ini selama menjalani masa Work From Home. Sisi lainnya, saya pikir, kebijakan PSBB juga berimbas memicu transaksi belanja ritel kebutuhan pokok dan lainnya secara online meningkat. 

Dampaknya abang ojol semakin dibutuhkan dan ojol salah satu dari segmen warga yang rentan dan berisiko terpapar virus Covid-19. 

Bagaimana tidak, soalnya mobilitasnya masih tinggi, berpindah-pindah tempat dan potensial bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang. Rasanya kebijakan social distancing dan physical distancing menjadi hal yang tak mudah dilakukan oleh mereka. 

Rentannya ojol menjadi perhatian tersendiri seiring larangan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyatakan bahwa ojol dilarang mengangkut penumpang selama penerapan PSBB di Jakarta. Ojol hanya boleh mengangkut barang. 

Larangan itu secara khusus tertuang dalam salah satu poin  dalam pasal 18 ayat 6 Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2020 tentang pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.  

"Angkutan roda dua berbasis aplikasi dibatasi penggunaannya hanya untuk pengangkutan barang," bunyi pasal 18 ayat 6. Aturan itu mulai berlaku sejak pukul 00.00 WIB, hari Jumat 10 April 2020 sampai pemberlakuan PSBB di DKI Jakarta usai.   

Pergub itu kupikir menjadi perlu dan penting, mengingat rutinitas aktivitas ojol yang tetap tinggi di masa pandemi ini. Meski tentu tidak setinggi masa sebelum wabah melanda. 

Di kawasan tempat tinggalku di area Tubagus Angke, Pasar Pesing hingga area Kedoya, Jakarta Barat jasa ojol sering terlihat aktif di jalan. Sejauh saya melintas sesekali untuk membeli kebutuhan di pasar terdekat, pasti berpapasan dengan ojol. 

Bahkan terkadang 'memergoki' abang-abang ojol berkumpul, saat istirahat berkumpul menanti 'orderan'.  Ya meski berapapun jumlah orang yang berkumpul, tetap saja ada rasa khawatir di hati saya.  Sementara pemberlakuan physical distancing sedang digalakkan. 

Sungguh, fenomena itu butuh perhatian dengan upaya meminimalisir warga yang terpapar, seiring pemberlakuan PSBB. Mengingat korban yang terpapar hingga meninggal sudah tidak sedikit lagi. 

Mengutip informasi dari juru bicara pemerintah untuk percepatan penanganan Covid-19, Achmad Yurianto yang dilansir liputan6.com edisi 19 April 2020, data per hari Minggu 19 April  2020 hingga pukul 12.00 WIB, menyebutkan jumlah kasus konfirmasi positif virus corona di Indonesia mencapai 6.575 orang. 

Dari angka itu, DKI Jakarta "menyumbang" pasien terpapar virus sebanyak 3.032 orang. Ada 234 pasien yang berhsil sembuh dan ada 287 pasien yang meninggal untuk area DKI Jakarta.  

Rapid Test COVID-19 Gratis dengan Sistem Drive Thru Rapid Test 

Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan untuk melakukan rapid test, khususnya di beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki kasus COVID-19 yang tinggi, atau zona merah seperti DKI Jakarta. 

Hal itu sebagai salah satu upaya untuk menekan penyebaran virus Corona. Rapid test berguna untuk mencegah penyebaran virus Corona lebih luas lagi.

Dengan hasil rapid test, maka pemerintah dan petugas kesehatan bisa mengetahui siapa saja orang yang berpotensi menyebarkan virus Corona dan melakukan tindakan pencegahan agar jumlah kasus COVID-19 tidak semakin bertambah.  

Keterangan foto: Suasana rapid test COVID-19 di Cibis Park, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin 20 April 2020. (Foto Kompas.com/Agung DE)
Keterangan foto: Suasana rapid test COVID-19 di Cibis Park, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin 20 April 2020. (Foto Kompas.com/Agung DE)
Seperti yang terlihat di Cibis Park, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin 20 April 2020. Sejumlah pengendara kendaraan roda empat dan roda dua terlihat mengantre diantara spanduk berlatar warna biru, bertuliskan "Allianz Peduli". 

Salah satu pengantre adalah pengendara motor berjaket hijau, khas ojol. Nampak dengan jarak longgar sepeda motor itu bergiliran. Mereka sedang mengikuti kegiatan rapid test COVID-19 yang digelar oleh Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli yang bersinergi dengan Halodoc. 

Kegiatan layanan Rapid Test gratis itu dilakukan untuk bagi warga zona merah DKI Jakarta yang digelar  selama 6 hari, mulai Senin 20 April 2020 sampai Sabtu 25 April 2020. Acara rapid test gratis untuk umum. 

Pada hari pertama, Senin 20 April 2020 lalu sudah ada 450 orang yang terdaftar. Ada 16 orang dari nasabah Allianz. Terdapat 7 pos pelayanan rapid test drive thru, di mana satu di antaranya digunakan untuk sepeda motor. 

Kegiatan yang dilaksanakan di ruang terbuka itu dilatarbelakangi oleh terus bertambahnya jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19, khususnya di daerah DKI Jakarta. Oleh karena itu membuat akses rapid test seperti acara itu, semakin diperlukan sebagai upaya awal dalam penanganan pandemi COVID-19. 

Joos Louwerier, Dewan Pembina Yayasan Allianz Peduli menegaskan kerja sama dengan Halodoc memperkuat komitmen Corporate Social Responsbility Allianz (Yayasan Allianz Peduli) yang tertuang dalam pilar kesehatan yaitu memberikan akses kesehatan kepada semua orang. 

 "Inisiatif ini dilakukan sebagai bentuk dukungan Yayasan Allianz Peduli kepada pemerintah dalam menekan laju peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta yang merupakan epicentrum penyebaran COVID-19," kata Joos Louwerier. 

Pernyataan Joos Louwerier diamini oleh Jonathan Sidarta, CEO Halodoc bahwa sebagai aplikasi kesehatan online yang memiliki misi untuk menyederhanakan akses layanan kesehatan. Inisiatif layanan rapid test gratis itu akan membantu untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat saat ini, yaitu identifikasi dini COVID-19. 

Layanan ditujukan terutama untuk warga berisiko paparan Covid-19 seperti para pengemudi ojol, warga pinggiran di area pemukiman padat yang merupakan pekerja harian dan masih harus bekerja di lapangan. Kenapa? 

Menurut Joos Louwerier, warga-warga itu termasuk segmen yang tidak mengetahui bagaimana dan kemana mereka bisa melakukan pemeriksaan rapid test Covid-19. Jika itu terjadi, maka akan semakin menyulitkan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. 

"Untuk itu sangatlah penting bagi kami untuk berbuat sesuatu ikut membantu masyarakat di tengah pandemi ini," tambah Joos Louwerier. Upaya membantu itu adalah dengan menyediakan rapid test COVID-19 secara gratis. 

Apa yang disampaikan oleh Joss Louwerier itu benar. Seperti diungkapkan oleh Gusti, abang ojol berusia 24 tahun yang datang ke lokasi acara rapid test gratis di Cibis Park, TB Simatupang Jakarta Selatan. 

Gusti senang dan menyambut baik dengan digelarnya rapid test gratis oleh Yayasan Allianz Peduli  Indonesia dan Halodoc itu. Menurutnya bagus ada rapid test gratis seperti ini. Itu adanya kesadaran dalam diri Gusti untuk menjaga aman dirinya juga orang-orang di sekitarnya. 

Meski dia mengaku merasa waswas, dan merasa takut terpapar wabah, namun Gusti tak punya pilihan banyak. 

"Kalau udah masalah perut beda cerita," katanya. 

Gusti mengaku dampak wabah COVID-19 bener-bener parah. Soalnya berdampak langsung ke ekonomi. Itulah mengapa Gusti tetap nekad masih ngojol meski pendapatan juga jadi turun drastis. 

Faktor was was membuat Gusti tetap disiplin melindungi kesehatannya, seperti setiap jalan keluar selalu ada masker dan hand sanitizer yang dikenakannya. Begitupun asupan vitamin C dan air putih dilakukannya. 

Lalu bagaimana tanggapannya dengan adanya layanan rapid test gratis ini? 

"Ada dua. Pertama, cepat terus bagus. Kedua, kalau bisa lebih banyak lagi. Senenglah. Apalagi ini gampang banget cuman daftar aja," katanya senang.

Gusti mengakui layanan Drive Thru Rapid Test itu cepat, sekira 5 menit. Itu sesuai dengan SOP yang berlaku yakni 3-5 menit. Menurut Gusti saat konfirmasi sudah terdaftar atau belum, yang makan waktu. Gusti menyarankan terutama rekan-rekan ojol untuk segera ikut melakukan tes, apalagi rapid test ini gratis. 

Keterangan foto: Warga yang datang di acara rapid test COVID-19 di Cibis Park, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin 20 April 2020 diwajibkan memakai masker. (Foto Kompas.com/Agung DE)
Keterangan foto: Warga yang datang di acara rapid test COVID-19 di Cibis Park, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin 20 April 2020 diwajibkan memakai masker. (Foto Kompas.com/Agung DE)
 Nah mungkin jadi banyak yang kepikiran, "Wah kalau gitu, orang bisa berkerumun dong, bahaya gak tuh?"

Tentu saja tidak. Pasalnya dalam kegiatan ini, kebijakan physical distancing, jaga jarak fisik tetap diterapkan. Itulah sebabnya sistem drive thru rapid test  dipilih untuk meminimalisir kontak fisik peserta atau warga yang akan melakukan rapid test. Metode  drive thru rapid test  adalah metode yang disarankan oleh Gugus Tugas Covid-19. 

Kecuali itu, warga yang datang diwajibkan menggunakan masker. Begitupun para petugas medis yang melakukan rapid test mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Pastinya faktor keamanan tetap diperhitungkan.

Keterangan foto: Warga yang datang di acara rapid test COVID-19 di Cibis Park, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin 20 April 2020. (Foto Kompas.com/Agung DE)
Keterangan foto: Warga yang datang di acara rapid test COVID-19 di Cibis Park, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin 20 April 2020. (Foto Kompas.com/Agung DE)
Lalu gimana seh cara ujinya? 

Pihak Halodoc melakukan pemeriksaan rapid test dengan menggunakan sampel darah untuk diuji. Darah yang diambil akan digunakan untuk mendeteksi infeksi COVID-19, sehingga, pasien pada tahap awal infeksi dapat teridentifikasi lebih cepat.  

Di lokasi terbuka Cibis Park, TB Simatupang, para petugas medis dengan APD lengkap memeriksa warga yang datang mengantre. 

Alur rapid test-nya, diawali dengan para calon peserta mendaftar langsung lewat aplikasi Halodoc. Cara ini efektif untuk mengatur antrean dan bermanfaat untuk melaporkan hasil tesnya kepada pengguna masing-masing aplikasi. 

Yuk Ikut Rapid Test Gratis Lawan COVID-19 

Layanan rapid test gratis itu, salah satu upaya Punya Power Melawan COVID-19 yang dilakukan Yayasan Allianz Peduli, Allianz Indonesia bersama dengan Halodoc. Tercatat sejak dimulainya penyebaran COVID-19 di Indonesia pada awal bulan Maret 2020 lalu, berbagai layanan dan fasilitas lainnya telah disediakan Allianz Indonesia. Tujuannya jelas guna membantu nasabah maupun masyarakat luas dalam memastikan semua bisa Punya Power Melawan COVID-19. 

Upaya itu antara lain seperti konsultasi gratis dan tanya dokter online terkait COVID-19, pemeriksaan dini untuk mengetahui seberapa besar risiko dalam terpapar COVID-19, potongan harga dan gratis ongkos kirim untuk pembelian vitamin maupun hand sanitizer, serta penukaran Allianz Smart Point dengan voucher belanja di aplikasi Halodoc. 

Sementara itu guna memberi manfaat tambahan terkait COVID-19 kepada para nasabahnya, Allianz Indonesia memberikan 50% tambahan uang pertanggungan jiwa maksimal Rp250 juta, jika nasabah tutup usia karena COVID-19 yang berlaku sampai dengan 31 Mei 2020 dengan mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku. 

Kecuali itu Allianz Indonesia juga memberikan manfaat biaya perawatan berupa santunan harian rawat inap (hospital cash plan/daily cash) bagi nasabah yang terdiagnosa COVID-19. 

Nasabah juga bisa mendapatkan layanan kesehatan yang memadai di lebih dari 1.200 rumah sakit dan klinik rekanan Allianz di Indonesia. 

Sementara itu, sebelumnya pada bulan Juli tahun 2019 lalu, Allianz X selaku unit investasi Allianz Group telah melakukan investasi pendanaan untuk pengembangan layanan kesehatan Halodoc di Indonesia dan ketersediaannya di Indonesia. 

Semoga saja segala upaya yang dilakukan untuk melawan COVID-19, dapat memberikan dampak positif dan maksimal. 

Untuk teman-teman ojol dan warga lainnya, segera manfaatkan kesempatan untuk rapid test COVID-19 yang digelar Senin 20 April -- Sabtu 25 April 2020 ini, di Kemayoran Jakarta Utara dan Cilandak Jakarta Selatan. 

Acara pengecekan dibuka selama periode acara jam 12.00 wib. Jangan lupa daftar dulu melalui aplikasi Halodoc di smartphone. Lalu lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter umum yang ada di dalam kategori COVID-19. Selanjutnya datang ke lokasi pengecekan. Gampang kan? 

Yuk ikutan rapid test. Ingat peran serta masyarakat sangat berguna untuk memutus rantai penyebaran virus COVID-19. Kita #PunyaPower Melawan COVID-19!  

Selain turut andil dalam mengambil langkah nyata dalam penanganan COVID-19, Allianz juga tetap memperhatikan nasabahnya. 

Salah satunya beragam kemudahan di asuransi kesehatan Allianz terkait dengan COVID-19 seperti tidak ada masa tunggu. Selain itu Allianz memberikan manfaat tambahan 50% dari uang pertanggungan buat nasabah hingga Rp. 250 juta. 

Layanan digital Allianz seperti klaim asuransi dari rumah, bagi-bagi voucher buat beli obat free ongkir juga disosialisasikan demi mendukung #Dirumahaja. Info lebih lanjut allianz.co.id/melawancovid19. 

@rahabganendra 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun