Sebenarnya ada 12 gua lainnya, namun baru 3 gua yang dibuka untuk umum. Kalau warga setempat bilang, Gua Gudawang artinya kosong atau gerowong. Cerita yang berkembang mengisahkan kalau gua-gua itu dulu sering didatangi pertapa. Ada yang semedi di sini sampai lebih dari sebulan. Â Â
Ada gapura bertuliskan "Goa Gudawang" yang menegaskan Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Tiket masuk murah, Rp 8000 saja. Didukung fasilitas lumayan memadai, ada mushola dan toilet.
Di Gua Simenteng sedalam 300 meter sudah dilengkapi penerangan lampu sejauh 100 meter. Jalurnya juga sudah cukup mudah. Ada tangga turun ke bawah. Ya di Gua Simenteng yang dinamai karena dulunya ada Pohon Menteng di depan gua itu. Pintu masuk ditandai "gapura' kepala harimau  berlidah. Sesaat masuk, jalur langsung menjorok ke bawah. Cukup curam. Namun sudah ada tangga dan pagar pipa besi sebagai pegangan. Gua cukup terang, karena ada lampu di dinding gua.
Gua Simasigit yang juga ditandai  pintu masuk kepala harimau, artinya masjid itu tak terlalu dalam. 100an meter saja. Track-nya juga paling mudah. Tidak menjorok ke bawah. Cukup landai dan datar. Ada keindahan di dalamnya. Batu-batuan indah yang menggantung bagaikan kristal. Batuan-batuan yang terbentuk secara alami dari kikisan air tanah ini berwarna keemasan. Itu stalagtit dan stalagmit.
Kondisi di dalam gua tak segerah di Gua Simenteng. Juga tak terlalu lembab. Mungkin kalau diguyur hujan, akan lembab dan pasti indah dengan gemericiknya air. Menurutku gua ini paling cocok untuk dikunjungi anak-anak, guna mengedukasi terkait wisata gua.
Menyusuri arah belakang dari pintu masuk Gua Gudawang, sekira 350 meter, Gua Siopahang berada. Edo bilang, Sipahang artinya "bau". Guanya berbau, mungkin dari kotoran kelelawar.