Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

[Imlek Komed] Melihat Meriahnya Tradisi Imlek di Vihara Tertua di Jakarta

6 Februari 2019   13:28 Diperbarui: 6 Februari 2019   13:57 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak kamera diarahkan. Mencoba menangkap gambar burung pipit yang berterbangan. Bahkan saat mereka berdoa pun banyak yang mengabadikan. Sepertinya tak mengganggu "keheningan" mereka dalam berdoa. Tetap khidmat.

Melepaskan burung pipit di tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Melepaskan burung pipit di tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Ini kugenggam seekor burung pipit, yang kemudian kulepaskan. (Foto Ganendra)
Ini kugenggam seekor burung pipit, yang kemudian kulepaskan. (Foto Ganendra)
"Bang tolong potoin," pinta seseorang  kepadaku. Ponselnya berpindah ke tanganku. 5 kali jepretan kuhasilkan. Satu frame keluarga dengan dua anaknya.

Di bagian kiri vihara, ada ruangan Kuil Kwan Im. Mereka berdoa di dalamnya. Berbeda dengan yang di halaman. Ada ritual khusus. Alas kaki harus dilepas. Tak boleh memotret di dalam. Ada kertas peringatan terpasang di atas pintu masuk. Kulihat dari luar. Ada patung-patung dewa di dalam.   

Bagian dinding luar, tertulis sejarah vihara ini. Vihara pernah mengalami kebakaran pada Maret 2015 silam. Di dinding lainnya ada tertulis desain pemugaran vihara.

Entah sudah berapa lama aku di area itu. Baru sadar, hawanya terasa panas. Panas dari banyaknya hio yang menyala. Sesekali abunya bertebangan. Tertiup angin. Menempel ke tangan, wajah dan pakaian. Tak banyak. Tak cukup mengganggu. Kuabaikan saja.  

Tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Buah dan hio di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Buah dan hio di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Aku beranjak. Bermaksud untuk pulang dan cari makan siang. Lewatin halaman, ada taman berumput hijau. Sayang harus terinjak-injak pengunjung sebagian. Meski sudah tertulis larangan di papan kecil. Memang, susah juga, kalau pengunjung sudah banyak. Daya tampung terbatas.

Aku lewatin halaman dalam bagian depan. Warga yang menunggu bagian angpao masih banyak. Duduk di halaman. Warga lainnya datang dan pulang. Bergantian. Melalui gerbang depan dan samping.

Mereka yang berharap ketiban rezeki angpao berkumpul di halaman Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Mereka yang berharap ketiban rezeki angpao berkumpul di halaman Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Penjual burung di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Penjual burung di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Penjual bunga di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Penjual bunga di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Di luar, beberapa penjual bunga, burung masih bertahan. Lumayan, momen Imlek menambah rezeki. Rezeki dari burung pipit yang dijual Rp1.500 per ekor. Atau dari burung tekukur yang dibandrol  Rp25.000. Tak ketinggalan tukang parkir, penjual makanan dan minuman. Semua senang. Semua kebagian rezeki. Semua bahagia. Meski nampak sederhana. 

Pak polisi masih tetap berjaga. Acara berlangsung aman dan lancar. Berharap tradisi perayaan tahun Imlek seperti ini bisa tetap dipertahankan. Semoga semua makhluk berbahagia. Gong Xi Fa Cai.

@rahabganendra

Komed
Komed
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun