"Orang banyak yang kenal dan masih satu genre kuliner Manado," jawab Riani.
Apalagi Cakalang tak ada duri-durinya. Itu cocok untuk diolah bagi generasi milenial yang tak mau repot buang duri. Â Praktis. Belakangan Cakalang ini menjadi best seller Uptude. Â Rerata suka dengan ragam pedas dan rasa gurih rempahnya.
Riani dan Putu sepakat untuk membangun brand Uptude dengan proses asap dan bumbu yang kuat. Bagi mereka olahan seperti itu bagus untuk kesehatan, karena tak ada minyak.
"Asap jadi signature kita," kata Riani.
Poin lain dan lebih penting lagi, mereka tidak mau memakai bahan pengawet. Soalnya pengawet bisa mengubah rasa, juga berefek tak bagus untuk kesehatan. Â
"Apalagi masyarakat kita makin ke sini makin aware dengan kesehatannya. Banyak orang yang memilih makanan yang tak pakai pengawet," tutur Putu, jebolan sarjana teknik dari Universitas Indonesia.
Itulah sebabnya produk mereka rerata pada suhu ruang hanya bertahan 4 harian saja. Untuk stok mereka menjual produk frozen. Biasanya produk frozen maksimal seminggu sudah "keluar" alias laku.
Frozen ini menjadi tantangan baru, soalnya banyak masyarakat yang belum tahu bahwa menjaga fresh, kesegaran itu bisa dengan frozen.
"Orang kadang berpikir frozen tak segar. Padahal setelah diolah, packing, langsung frozen berarti waktunya berhenti," jelas Riani yang menyandang Sarjana S2 dari ITB.
Belakangan, produk Uptude semakin lama berkembang. Produk menu pun bertambah. Setelah setahun beroperasi, Uptude tersedia menu Tude Asap, Tude Vakum, Tude Asam manis, Cakalang Pampis, Bebek Rica, Ayam Rica, Bawal Goreng,Tumis Sayur, Â Bumbu Tumis Sayur, Sambal Goraka, Sambal Cakalang bahkan ada Mealbox. Belum lama diluncurkan menu baru Tuna Woku. Â Beberapa produk seperti Cakalang Pampis cocok untuk dipakai bekal perjalanan, traveling dan lain-lain.