MALAM bersejarah di Rabu 2 Mei 2018 malam bagi warga Republik Demokratik Azerbaijan, seiring tepat dalam perhitungan kalender, mengenang 100 tahun kemerdekaannya, hari lahirnya. Turut merasakan kebahagiaan saudara-saudara Azeri saat aku masuk ke Bali Room, Hotel Kempinski, Jakarta memenuhi undangan pihak Kedubes Azerbaijan bersama rekan bloger.
Acara yang bersahaja selama hamper durasi 2 jam-an. Menikmati suasana, bertemu duta besar Azerbaijan dan kerabat dengan pakaian nasional Azeri plus dentingan music Tar dan Nagara  yang seakan membawa ke 100 tahun silam.
Aku berasa di suasana 'kerajaan' saat masuk ke ruangan Bali Room. Pasalnya saudara-saudara dari Kedutaan Azerbaijan, bersama keluarga dan warga berpakaian 'megah', berkostum kebesaran negaranya. Melihat Ruslan Nasibov as Counsellor/Deputy Chief of Mission dan Emil Ahmadov as Third Secretary (Consul) gagah berwibawa dalam baju nasional "negeri Api" itu. Dengan beliau pernah ketemu saat aku bersama kawan blogger berkunjung ke kantor Kedubes Azerbaijan.
"Aisyu," kata gadis cilik itu saat kutanya namanya.
Aisyu (maaf kalau salah nulis) kulihat berfoto (mungkin) kerabat dan tamu undangan lainnya. Â Bersama 2 bocah kecil lainnya. Rekan bloger Andri pun aku maintain tolong untuk memfoto kami berempat. Cling....jadilah foto bersejarah, aku satu frame dengan anak-anak Azerbaijan. Hehee.
Hubungan diplomatik Indonesia dengan Azerbaijan cukup erat. Terbina dengan baik. Bahkan pencak silat menjadi olahraga yang popular di negeri, maka selayaknya negeri kita turut berbahagia merasakan kebahagiaan dalam perayaan 100 tahun bersejarah kemerdekaan Azerbaijan itu.
Turut merinding saat lagu Indonesia Raya berkumandang di awal acara yang diikuti lagu kebangsaan Azerbaijan. Diantara mulutku yang menyanyikan lagu itu dengan lirih, kulihat hadirin hening, berdiri dengan sikap hormat. Demikian pula Tamerlan Garayev, Duta Besar Republik Demokratik Azerbaijan untuk Indonesia kulihat tenang berdiri.Â
Kumandangnya lagu Indonesia Raya itu menjadi sebuah penanda bahwa Indonesia dan Azerbaijan saling menghormati dalam hubungan antar negara yang telah terjalin sejak tahun 1992.
Petikan "Tar" dan "Naghara", alat musik yang dimainkan oleh masing-masing musisi 'Shahriyar Imanov' dan Shukur Aliyev membuat nuansa budaya negeri salah satu tempat lahirnya peradaban itu semakin kental. "Bersih" terdengar petikan music dengan tabuhan yang bernuansa etnik apalagi ruangan luas Bali Room dengan desain lampu di atas bak kubah kerajaan.
Praktis "Tar" dan "Naghara" menjadi pengiring acara dari awal sampai akhir. Dari music nuansa balaada yang kurasakan hingga alunan riang yang membuat tamu-tamu dan jajaran Kedubes Azerbaijan menari dengan ceria. Itu tarian tradisional Azeri.
Sementara aku memperhatikan tarian kebahagiaan mereka di sudut kiri panggung. Menikmati hidangan yang sederhana namun bercita rasa. Sayangnya banyak yang gak kukenal. Itu ada kuliner khas Azerbaijan. Ada kebab disamping daging kambing panggang yang nikmat dengan tekstur lembut.
@rahabganendra
Baca juga artikel tentang Azerbaijan:
Obrolan Sore tentang ''Negeri Api'' dengan Kedubes AzerbaijanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H