Jadi menarik yang dilakukan oleh mereka, pebisnis kuliner yang mengusung kuliner tradisioanl di tengah masyarakatnya. Tak sedikit yang sukses dan bahkan menjadikan menu kuliner daerah itu ikon bisnisnya. Seperti pelaku bisnis yang mengusung kuliner Betawi di ibukota. Seperti Warung Makan Mak Dower di Jakarta Timur, Wir Santoso, pelaku bisnis kuliner Soto Susu Betawi di Jakarta Barat, Haji Husein dengan Soto Betawi di Manggarai Jakarta Selatan, Â dan masih banyak lagi.
Menarik apa yang dilakukan salah satu warung makan yang mengusung kuliner Betawi, yakni Warung Makan Mak Dower dengan ragam kuliner Betawinya. Warung itu menyelaraskan kuliner yang disediakan dengan sentuhan nama menarik dan unik. Jelas ini menarik perhatian dan membuat penasaran bagi siapa saja untuk mencobanya.
Lalu jika ada pertanyaan tentang cita rasa kuliner tradisional itu, apakah otentik seperti masa dahulu. Sebuah pertanyaan sulit. Budaya kuliner yang terus berkembang di era zaman yang berganti, mempertahankan bahkan menggali dokumen-dokumen sejarah.
Terkait sejarah kuliner tradisional nusantara, patut menyebut nama Wira Hardiyansyah, seorang chef yang mengangkat resep tradisional. Chef yang suka menuliskan 'kisah kuliner' di instagramnya @wirahardiyansyah ini begitu mencintai kuliner Indonesia. Wira mengaku sudah memasak di banyak negara, namun menurutnya tak ada yang seperti di Indonesia.
Wira mencontohkan menu 'Gegejek' khas Sunda. Menu yang sederhana dari olahan singkong yang ternyata memiliki sejarah tersendiri. Siapa kenal Gegejek? Olahan sederhana ini muncul pada abad 15-16 silam. Menu yang tumbuh di masyarakat dengan mengolah singkong bercampur teri, daun bawang, cabe ini adalah racikan budaya leluhur Sunda.
Ada sekitar 30 rempah yang diracik untuk bumbu masakan Bali. Inilah yang disebut-sebut membuat makanan Bali itu menjadi otentik. Namun kreasi dan kemasan yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang bertujuan membuat lebih menarik, tak sedikit yang membuat salah kaprah.
@bozzmadyang