Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nelty Fariza Meretas Jalan untuk Perekonomian Masyarakat dan Lestarinya Batik Etnik Tangsel

9 April 2017   20:21 Diperbarui: 10 April 2017   04:00 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
H Firdaus selaku Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel. (Foto GANENDRA)

Batik adalah budaya etnik daerah-daerah di Indonesia. Banyak batik yang populer dari Pekalongan, Cirebon, Yogyakarta, Solo dan … Tangerang Selatan! Batik Tangerang Selatan ternyata sudah tumbuh dan eksis dari geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah/ UMKM para pengrajinnya. Dengan ragam  motif yang mengusung kearifan lokal, budaya, kekekayaan alam, batik etnik Tangsel merambah bukan hanya pasar lokal, namun juga menembus pasar mancanegara. Dan Nelty Fariza, adalah salah satu sosok dibalik layar batik etnik Tangsel. Siapa dia?

Nelty Farisa, pengrajin dan pelaku usaha Batik etnik Tangsel. (Foto GANENDRA)
Nelty Farisa, pengrajin dan pelaku usaha Batik etnik Tangsel. (Foto GANENDRA)
SEBERAPA sering kita mengunakan busana batik?  Pertanyaan yang kadang terlontar karena batik itu adalah kekayaan budaya Indonesia  yang diakui dunia, namun terkadang belum kita sadari dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Secara formalitas, batik telah menduduki tempat terhormat seperti dalam acara resmi kenegaraan, sebagai identitas bangsa. Aku sendiri memandang batik adalah ekslusif, sebagai unsur kebanggaan tersirat di dalamnya.

“Batik itu bisa dipakai kapan saja. Pakai batik bukan kuno. Pakai batik itu bikin bangga. Desainnya sekarang sudah bagus-bagus,” kata Leonita Julian, seorang Life Style Blogger saat acara “#KetapelsMembatik Talkshow & Workshop Batik Tangsel” di  Gallery Sekar Purnama Jl Raya Pondok Pucung No. 8 RT 1 RW 1 Pondok Aren, Bintaro, Tangsel, Sabtu (25/3/2017).

Leonita Julian. (Foto GANENDRA)
Leonita Julian. (Foto GANENDRA)
Satu nilai tersendiri, menurut saya ada gadis muda yang bolehlah mewakili segmen anak muda yang mencintai batik dengan menerapkannya dalam berbusana. Hal ini seiring kesan bahwa generasi muda itu menganggap kuno, berbusana batik. Apa yang diyakini Leonita itu mungkin menjadi motivasi para pengrajinnya dengan menciptakan karya motif batik modern untuk lebih mudah diterima kalangan generasi muda dan umum.

Kreativitas kain batik dengan desain modern yang bisa untuk busana buat kerja dan sehari-hari. Maka cukup menggembirakan kemudian muncul kreativitas dari para pengrajin batik dengan memproduksi batik bermotif menarik. Hal yang sering di padu padankan dalam busana  misalnya rok, celana, kulot batik, syal dan lain-lain. 

Seperti yang dilakukan oleh Dra. Nelty Fariza K, salah satu pengrajin batik sekaligus pelaku usaha UMKM batik etnik Tangsel. Nelty, nama panggilan akrab ibu berusia 54 tahun ini, sudah menggeluti dunia batik sejak 2004.  

Batik adalah symbol budaya, identitas budaya. Dulu dipakai saat upacara sakral. Sekarang  acara apapun pakai batik menjadi kebanggan,” tutur Nelty di acara yang sama.

Nelty, pengrajin batik Tangsel. (Foto GANENDRA)
Nelty, pengrajin batik Tangsel. (Foto GANENDRA)
Motif batik yang diproduksinya pun beragam, termasuk motif kontemporer yang mengikuti nuansa kekinian.

Dalam kurun waktu 13 tahun itu, Nelty yang mendirikan Gallery Sekar Purnama itu berada di tengah-tengah masyarakat untuk tetap menjaga batik etnik Tangsel tetap eksis dan lestari sekaligus mengangkat derajat masyarakat melalui aktivitas sebagai pengrajin batik.

Mendengar sharing Bu Nelty saat acara “#KetapelsMembatik Talkshow & Workshop Batik Tangsel” dengan tema “Saatnya Batik Etnik Tangsel Memegang Kendali Menuju Go Internasional” di galerynya, membuka wawasan tentang batik etnik Tangsel.

Di satu sisi batik Tangsel menarik untuk dikembangkan, di satu sisi ada sisi ‘perjuangan’ untuk lebih membuat para pengrajinnya semakin berkembang dan meluas. Kendala dan hambatan serta cita-cita melestarikan budaya dan mengangkat perekonomian pelakunya menjadi harapan yang tak pernah pupus di hati Nelty.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun