Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Biofiltrasi, Teknologi IPA Taman Kota Mengolah Air Baku Kualitas Buruk

18 November 2016   18:34 Diperbarui: 18 November 2016   18:46 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun pompa di Kembangan utara, Jakbar. (Foto Ganendra)

Melalui pipa-pipa panjang berukuran besar berjajar di lokasi yang bersebelahan dengan pemukiman warga Taman Kota ini, nampak alat-alat pengukur tersedia dengan angka-angka digital yang menunjukkan parameter ukuran air baku yang masuk. Dan tahapan dimulai.

“Tahapan pertama adalah koagulasi,” kata Febri.

Febri (Foto Ganendra)
Febri (Foto Ganendra)
Dalam proses ini dicampurkan bahan kimia (koagulan) dengan air baku sehingga membentuk campuran yang homogen dengan disertai pengadukan cepat.  Air baku dicek tingkat kekeruhannya maupun PH-nya. Di sini ditentukan bahan kimia yang akan ditambahkan dalam prosesnya. Namanya Koagulan. Koagulan, ada partikel-partikel kecil dalam air. Koagulan menyatukan menjadi gumpalan/ flok, yang membuat lebih berat dan mudah mengendap. Jadi dikatakan bahwa proses Koagulasi, adalah menyatukan partikel-partikel kecil.

“Plat-plat kecil, buat mengaduk air biar rata dan menyatukan dengan campuran yang dimasukkan ke dalam pipa,” jelas Febri.

Perlakuan di sini, bisa ditambahkan Soda A, untuk netralin PH. Sementara Karbon aktif, untuk menghilangkan bau/ limbah detrjen. Pasalnya air baku awal jelas sangat beragam kandungannya. Mulai dari sampah, deterjen, dan lain-lain.

Dilanjutkan pada tahapan berikutnya, tahap kedua yakni flokulasi.Di sini terjadi proses pembentukan partikel flok yang besar dan padat dengan cara pengadukan lambat agar dapat diendapkan.  

“Di sini diaduk lambat. Biar flok tergabung,” jelas Febri melalui megaphonenya.

Tahap awal (Foto Ganendra)
Tahap awal (Foto Ganendra)
Sedimentasi (Foto Ganendra)
Sedimentasi (Foto Ganendra)
Selanjutnya dari bak-bak dip roses flokulasi, ada pipa ke bawah, berlanjut ke proses sedimentasi. Tahap sedimentasi ini adalah proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara pengendapan. Proses dilakukan di ragam bak sedimentasi. Di sini gumpalan yang terbentuk bakal mengendap. Sementara air di atasnya terlihat bening.

Nah setelah proses sedimentasi ini, berlanjut ke biofiltrasi. Inilah teknologi dengan menggunakan mikroorganisme ‘pemakan’ amonia dan deterjen. Teknologi yang menjadi kunci pengolahan dari air baku yang berkadar 8 ppm diubah menjadi 1 ppm sesuai persyaratan air bersih dari Kementrian kesehatan RI dan Gubernur DKI.

Biofiltrasi, Teknologi Menggunakan Mikroorganisme Pemakan Amonia

Ada bak-bak biofiltrasi yang dialiri dengan air baku. Bak-bak terlindungi dengan besi-besi penghalang di atas bak. Tampilannya berbeda dengan proses sedimentasi dengan air yang tenang. Di tahap biofilterasi  ini air dialirkan terus menerus. Tujuannya untuk menumbuhkan mikroorganisme ‘pemakan’ amonia dan deterjen. Inilah teknologi biofilstrasi, amonia diuraikan dengan menggunakan bakteri. Dengan teknologi ini, mampu menurunkan hingga 87% kadar amonia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun