Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Proteksi Berkendara V-Kool, Aman dan Nyaman Sekelas Pesawat Stealth Bomber

4 Juni 2016   21:28 Diperbarui: 4 Juni 2016   23:57 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yang tak pakai film V-Kool, gozong (kanan). (Ganendra)

Uji Coba Film V-Kool  

Bersama grup kedua dari peserta acara, yakni yang membawa kendaraan pribadi, saya melihat uji coba daya tolak panas panas di ruangan lantai 1 V-Kool. Dipandu oleh Monita dari V-Kool, kami ditunjukkan pada sebuah alat di ruangan lantai 1, uji coba dilakukan dengan alat ukur bernama multimeter. Alat ini berukuran kecil berwarna hitam.  Ada bagian celah yang bisa dimasukkan kaca yang akan diukur dari atas. Caranya simple, kaca dimasukkan ke celah dari atas dan multimeter akan mengukur setelah alat dinyalakan. Angka akan muncul pada layar depan. Ada angka menunjuk parameter Infrared dan UV. Angka itu sebagai indicator, saat angka menunjukkan nominal besar, maka daya tolak IR dan UV-nya semakin rendah. Kaca berpelapis V-Kool yang diuji coba menunjukkan IR Transmition angka 3, artinya IR yang diteruskan adalah 3 % sedangkan 97% lainnya ditolak. Sementara angka UV menunjuk 0.  Lihat gambar di bawah ini.

Tes multimeter. (Ganendra)
Tes multimeter. (Ganendra)
Di sebelahnya lagi ada alat penguji berikutnya. Prinsipnya sama mengukur energy transmitted  dan energy reflected. Ada angka digital sebagai penunjukknya. Satu lagi alat yang lebih terlihat perbedaannya langsung pada kertas. Jadi ada kotak hitam ukuran kecil. Ada dua lampu bulat. Satu lampu ada kaca berpelapis film V-Kool dan satunya Brand X.  Kertas ditempelkan di depan kaca. Lampu dinyalakan. Hasilnya? Kertas di depan lampu berlapis film V-Kool, warnanya tetap putih sedangkan, kertas di depan kaca berfilm brand X terdapat bulatan hitam alias terbakar. Hal ini menunjukkan perlindungan V-Kool jauh lebih baik. Lihat Gambar di bawah ini.

Yang tak pakai film V-Kool, gozong (kanan). (Ganendra)
Yang tak pakai film V-Kool, gozong (kanan). (Ganendra)
Uji coba berikutnya pada alat bernama Rotating Heat Demo di lantai 1. Terlihat alat nampak mencolok dengan dua buah lampu besar di dalam lemari kaca tembus pandang. Terdapat 4 jenis kaca, yakni kaca polos, kaca berpelapis brand X, kaca berpelapis V-Kool VIP dan kaca berpelapis V-Kool 70. Nah uji coba dilakukan, dua buah lampu besar dinyalakan dan berputar. Masing-masing jenis kaca dilakukan uji coba. Dan ternyata ada perbedaan panas yang terasa saat lampu dinyalakan dan berputar. Rasa panas saat tangan didekatkan ke kaca terasa pada jenis kaca polos.

Rasa panas di telapak tangan yang didekatkan berbeda, saat jenis lampu berikutnya. Hingga yang paling akhir adalah jenis kaca berpelapis V-Kool VIP yang terasa panas minimal, jauh dibanding kaca pertama. Menurut Monita, film V-Kool VIP inilah produk yang terbaik menolak panas.  V-Kool VIP mampu menolak solar energy hingga 73,42% dan menolak sinar infra red hingga 96,73%. Uji coba ini, membuktikan bahwa V-Kool memiliki kemampuan daya tolak panas yang baik, bukan menyerap panas. Hasilnya, panas yang menyinari kaca berpelapis film V-Kool VIP sangat baik menolak panas. Inilah yang membuat kabin, ruangan berasa nyaman dan adem saat menggunakan produk film V-Kool.

Rotating Heat Demo. (Ganendra)
Rotating Heat Demo. (Ganendra)
Lanjut kemudian uji coba kaca film untuk arsitektur. Kaca film V-Kool memang digunakan juga untuk pelapis kaca ruangan, seperti di rumah maupun di kantor. Seperti lantai 2 tempat acara yang menggunakan film V-Kool. Pantasan adem rasanya saat di ruangan tersebut. Dampaknya lebih hemat energy, karena tak perlu menyalakan lampu ruangan. Dan meski dinding adalah kaca kaca semua namun tak terasa panas. AC juga bisa lebih irit lhooo. Kembali ke alat uji kaca film.  Ada tiga kaca yang lumayan tinggi, lebih tinggi dari saya, artinya sekitar 2 meteran kayaknya.  Ada 3 jenis kaca, yakni kaca polos, kaca berpelapis brand X dan kaca berpelapis V-Kool dengan jenis IQue 73. Ada lampu penguji di setiap kaca. Lampu dinyalakan pada masing-masing kaca.

Pada kaca polos, terasa panas di tangan akibat panas menembus kaca. Kaca brand X juga terasa panasnya meski tak sepanas kaca polos. Lalu kaca ketiga berlapis film V-Kool, tak terasa panas, hangat pun hanya sedikit. Artinya, Kaca berfilm V-Kool bekerja lebih baik menolak panas dalam ruangan.  

Tes kaca ruangan. (Ganendra)
Tes kaca ruangan. (Ganendra)
Eh informasi dari Mas Billy,  Swiss-Bell Hotel di Jambi, telah mengaplikasikan kaca film V-KOOL 40. Hasilnya film tersebut mampu menolak sinar infra merah penyebab panas 98%, sehingga menurunkan biaya listrik dan penyejuk udara.  

Uji coba belum berakhir. Lanjut di ruangan bawah, di basement, tempat peserta yang membawa mobil memarkirkan kendaraannya. Termasuk saya. Ada ruang untuk menguji lengkap dengan sebuah mobil yang sudah dilengkapi kaca film V-Kool. Dan di sebelahnya ruangan untuk melayani customers V-Kool.  Satu persatu mobil peserta diuji kaca filmnya. Ada alat yang disebut  i-measure yang mendeteksi nilai VLT (cahaya tampak), nilai UV dan nilai infra red (IR). Kaca film dari mobil yang berbeda, ternyata menunjukkan angka ketiga nilai yang dihitung. Tentu saja karena beda-beda merek filmnya dan juga waktu pemakaian yang menurunkan fungsi kaca filmnya juga berbeda-beda.

Ada mobil Sutiono yang diuji. Alat i-measure ditempelkan di kaca depan, hasilnya alat menunjukkan nilai VLT 52%, nilai IR 32% dan nilai UV 0,0 %. Artinya kualitas pelapis kaca film milik Sutiono masih menembuskan sinar infra red ke dalam kabin sebesar 32 %. Untuk UV tak ada yang masuk dan  cahaya tampak masuk sebesar 52%.  Ada kelebihan di cahaya tampak, yang idealnya untuk kaca depan 40%. Memang tergantung selera juga. Sedangkan untuk mobil saya, saat menguji kaca samping nilai VLT 28 %, nilai IR 19 % dan nilai UV 0,0 %. Kaca ku kurang gelap yaaa hehee. Begitu selanjutnya, mobil peserta diuji satu-satu.

Mobil Pak Sutiono, tes. (Ganendra)
Mobil Pak Sutiono, tes. (Ganendra)
Tes dengan lampu besar di mobil pribadi. (Ganendra)
Tes dengan lampu besar di mobil pribadi. (Ganendra)
Uji coba belum kelar. Untuk lebih membuktikan lagi, maka kami masuk ke mobil masing-masing. Lalu dua buah lampu besar berkekuatan sekitar 500 watt ditembakkan dari samping dan depan. Rasanya? Tergantung kaca filmnya siihh. Rata-rata panas dan gerah. Ini membuktikan bahwa panas dari lampu tembus ke dalam kabin akibat kualitas kaca filmnya.  Ini beda banget saat kami menguji di mobil yang telah disediakan dengan berlapis kaca film V-Kool. Disorot dengan 2 lampu besar yang sama, dalam beberapa saat, panas tak terasa. Artinya Fim V-Kool bekerja dengan baik. Dari uji coba itu, saya tahu, bahwa penggunaan kaca film yang berkualitas maka akan berbeda efek panasnya. Seperti kemampuan penolak panas film V-Kool yang diuji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun