Program-program pun dibuat dan dijalankan seperti pemantauan status gizi bayi balita dan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada setiap bayi balita yangg mengalami gizi buruk dan gizi kurang. Hal lainnya dilakukan pemantauan gizi remaja di sekolah-sekolah. Jemris juga melakukan kegiatan gizi lanjutan dengan program baru seperti konsultasi gizi ke rumah-rumah serta pembutan taman gizi. Taman gizi dengan menanam tanaman sayur-sayuran yang mengandung vitamin dan bernilai sehat.
Antara Tak Ijin Orang tua dan Dokter Gizi
Jemris bergabung di Nusantara Sehat terhitung jalan 6 bulan sejak diberangkatkan pada 15 Desember 2015 oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla di Lapangan Monas Jakarta. Siapa sangka Jemris tak ijin orangtuanya saat bergabung di tim Nusantara Sehat. Jemris baru memberitahu orang tuanya saat lulus dan ditempatkan di Belakang Padang, Batam. Apa pasalnya?
“Saya tinggal di provinsi sementara orang tua tinggal di kabupaten,” katanya.
Ayahnya baru diangkat menjadi PNS setelah honore selama 20 tahunan. Saat ini bertugas di Dinas Pendapatan & Aset Keuangan Daerah UPTD Pasar di Kabupaten Alor, NTT. Sementara ibunya bertani. Untung saja orangtuanya merestui dengan pesan agar Jemris tak lupa berdoa dan mentaati peraturan di tempat pengabdiannya yang jauh dari tanah kelahirannya. Mungkin hobinya yang suka traveling membuat Jemris tak sulit dalam tekadnya mengabdi melayani kesehatan di tempat terpencil. Paling tidak bisa menjadi bekal pengalaman untuk selanjutnya meraih cita-citanya sebagai dokter gizi dan bisa lebih bermanfaat bagi orang lain.
“2 Tahun di tim Nusantara Sehat bagi saya, bermakna berbagi dan dapat bermanfaat bagi orang lain, diri sendiri terutama bangsa dan negara,” katanya yang saat ini berusia 26 tahun, paska ultanya pada 22 April 2016 yang lalu.