Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Start-up, Bisnis Masa Depan?

8 Maret 2016   05:54 Diperbarui: 8 Maret 2016   07:32 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga contoh diatas memberikan sedikit banyak gambaran yang menampilkan bahwa potensi sudah ada dan berkembang di tengah-tengah masyarakatnya. Meski baru dirintis, belum lama namun cukup menggambarkan bahwa virus bisnis start-up telah merasuk ke sendi pikiran kawula muda khususnya.

Tentu saja, contoh start-up yang meraih sukses dan menjadi narasumber acara, sangat bermanfaat dengan sharing merintis ‘jalan kesuksesannya.’ Ada Go-jek, Jojonomic.com dan  Harukaedu. Seperti apa perjalanan mereka?

Hadir ketiga narasumber berkompeten yakni Indrasto Budisantoso selaku CEO Jojonomic.com, Dayu Dara Permata selaku Vice President of Go-Jek, dan Novistiar Rustandi selaku Ceo of Harukaedu.

Berbagi Kunci Sukses Start-up

Indrasto dari CEO JOJONOMIC.COM mengaku start-up-nya masih merupakan company baru. Dibangun pada 2015. Produk launcing pada September 2015. Dalam usia muda, Jojonomic.com telah merambah klien sampai mancanegara. Pertumbuhannya baik. Indrasto memberikan tips besar yang menggerakkan reaksi, yakni Quality Product, Produk Market Fit, Fokus pada Satu Metric, Go Beyond Functionalities dan Love Your Customer.

Quality Product. Produknya sendiri terus diimprov. Start-up mengambil contoh dari negara lain, tak ada salahnya. Namun produk tak hanya lain, tapi pastikan lebih bagus dari yang ada di pasaran.

Produk Market Fit. Produk harus bisa diterima di pasar. Segala macam riset sebelum produk dilauncing itu tak bisa dijadikan patokan produk akan sukses di pasaran. Hal yang menentukan sukses adalah pasarnya sendiri. Jika ada ide, belum diketahui akan sukses atau tidak, sebelum dilakukan.

“Gagal itu baik, lebih baik gagal yang sering dan gagal cepat,” katanya. Karena dengan demikian bisa belajar dari kegagalan itu.

Fokus pada Satu Metric. Tipikal start-up banyak di kepala. Banyak sekali yang bisa dilakukan pada produk. Ke kanan kiri. Ada tipikal jebakan, start-up kebanyakan fitur belum tentu bagus. Jika fokus, bisa memprioritaskan kegiatan mana yang didahulukan. Ukur masing-masing mana yang pengaruh menggerakkan angka metric.

Go Beyond Functionalities. Pada produk tak sekedar funtion. Ada sesuatu yang melibatkan emosi, purpose. Misalnya Google, Aplle, mereka bukan sekedar perusahaan teknologi tapi ada emosi lain yang tersentuh ketika mendengar nama itu. Jojonomic masih awal, pengennya bukan sekedar alat mengatur finansial, ingin ada emosi lebih dari itu.  Orang merasa enak.  

Love Your Customer. Tread customer sebagai apa yang dibutuhkan, apa yang membuat dia nyaman menggunakan produk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun