Ada hal yang unik di Pameran Produk Indonesia (PPI) 2015 yang digelar di Grand City Convention and Exhibition Hall, Surabaya. Salah satu stand di nomor 101 menyajikan produk Sepeda Motor dengan penggerak listrik. Yaa sepeda motor listrik yang mengingatkan kita pada momen tren kendaraan produk Esemka dulu. Nah sepeda motor beroda tiga yang dipamerin ini dirancang dan diproduksi anak-anak Madrasah Aliyah (MA) Roudlotul Banat, Pereng Taman, Sidoarjo Jawa Timur. Produknya sendiri dinamakan Banat Electric Trike.
Ajang PPI 2015 digelar oleh Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian yang berlangsung selama 4 hari, mulai 6 – 9 Agustus 2015. PPI 2015 telah dibuka secara resmi oleh Menteri Perindustrian, Saleh Husin pada Kamis (6/8/2015). Acara yang dibuka pukul 10.00 wib itu dihadiri oleh Menperin didampingi Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat dan pejabat eselon I dan II Kemenperin, Gubernur Jawa Timur Soekarwo bersama jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur, anggota Komisi VI DPR RI Slamet Junaidi dan Bambang Haryo Soekartono, Pimpinan dan anggota KADIN Indonesia dan Jawa Timur, Asosiasi Industri, serta awak media dan Blogger serta khalayak umum.
Acara pembukaan yang digelar di stage pameran menampilkan tarian Remong, tarian khas Jawa Timuran. Lalu diikuti sambutan dari pejabat yang hadir. Menperin dalam sambutannya mengatakan, bahwa Kementerian Perindustrian terus aktif melakukan penyelenggaraan pameran produk dalam negeri sebagai upaya untuk memperkenalkan berbagai produk unggulan dan karya inovasi anak bangsa yang perlu terus dikembangkan.
Jajaran pejabat yang hadir. (Ganendra)
Sebagian kecil jajaran Blogger yang hadir hehee (Ganendra)
“Salah satunya adalah melalui PPI 2015di Surabaya ini, dimana produk-produk yang dipamerkan merupakan produk-produk unggulan nasional yang perlu didorong untuk ditumbuhkembangkan,” tegasnya dalam pidato sambutan.
Acara yang bertema “Bangga Menggunakan Produk Indonesia” ini menampilkan aneka produk industry dari dalam negeri, bukan hanya dari Jawa Timur namun juga daerah lainnya. Tercatat ada 150 perusahaan berpartisipasi. 35% peserta pameran berasal dari Jawa Timur, sedangkan sisanya dari berbagai daerah lainnya, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Bali, DKI Jakarta, Banten, dan lain-lain. Sebanyak 159 booth menempati area seluas 4.441 meter persegi sementara seluas 214 meter persegi lainnya diperuntukkan area tematik dengan produk-produk unggulan berbasis teknologi, inovasi dan kreativitas.
Terbagi dalam kelompok industry, aneka stand produk berjajar rapi. Lihat saja ada kerajinan dan perhiasan seperti furniture (rotan, kayu, dan bambu), tas, kulit, dan alas kaki, garmen, tekstil, dan tenun. Ada juga kuliner, kosmetik dan herbal. Industri aneka alat rumah tangga dan bangunan. Alat Transportasi dan Pendukung, elektronika dan telematika, alat pertanian, kesehatan, dan permesinan, serta hasil Litbang unggulan dari Balai Besar dan Baristand serta unit pendidikan Kementerian Perindustrian yang berlokasi di Jawa Timur dan sekitarnya.
Banat Electric Trike (BET), Sepeda Motor Bermesin Listrik
Nah diantara ragam stand-stand menarik di PPI 2015 itu, ada satu stand yang membuatku tertarik untuk melihat lebih dekat. Yaa, seperti sudah kutulis di awal artikel ini, yakni tentang Banat Electric Trike (BET) karya sebuah pondok pesantren MA Roudlotul Banat, Sidoarjo, Jawa Timur. Seperti apa sih performance BET itu?
Kecil, beroda tiga, mesin tanpa suara, dan uniknya pengemudi berposisi merebahkan diri seperti pembalap formula 1. Aku bertemu dengan jenis kendaraan yang sepintas mirip sepeda, mirip sepeda motor, mirip kendaraan roda tiga yang melaju perlahan di area pameran PPI 2015. Rodanya tiga. Dua roda depan agak miring ke sisi dalam, sementara roda belakang hanya satu. Banat Electric Trike begitu sang penunggang sekaligus konseptor, Kharis Wasista menyebutnya.
“Ini produk dari sekolah kami, Pondok pesantren MA Roudlotul Banat, Pereng Taman, Sidoarjo,” kata Kharis ramah saat aku tanya. Kharis pun menawarkan untuk mengunjungi stand MA Roudlotul Banat di nomor 101, yang langsung kuiyakan.
“Kalau kami menyebut ini jenis sepeda, lhaa saat melaju di jalanan, polisi juga gak bisa nilang, karena bukan masuk kategori sepeda motor. Tapi kalau saya sih sebut ini jenis sepeda motor,” jelas Kharis, pengajar di MA Banat di bimbingan otomotif ini.
Konseptor, Kharis Wasista. (Ganendra)
BET ini dikerjakan langsung oleh siswa-siswa bimbingan Kharis. Kharis sendiri yang mendesain BET, berpengalaman meneliti dan merancang roket, robotika penyelamat gempa, sensor gempa. Para siswa digabung dalam satu tim dan dibagi-bagi tugas dalam setiap bagian. Akhirnya jadilah BET ini. Memang terlihat masih sederhana penampilannya, namun cukup unik dilihat. Dengan tenaga 4 accu kering mampu menelan jarak tempuh 40 km sekali nge-charge. Satu kali charge butuh waktu 4 jam. Kecepatan maksimal yang mampu dipacu 70 kpj!! keren bukan? Lalu bagaimana BET memiliki performa seperti itu?
Kharis yang menggeluti bidang peneliti robotika ini menyebutkan salah satu kuncinya adalah bahan materi BET sendiri yang dipilih yakni bahan body pesawat!! Bahan aslinya dari honeycomb berlapis fiberglass menjadi komposit. 80% materi penyusun BET adalah komposit material pesawat terbang. Kemampuan menampung bobot sebesar 150 kg. Wah aman deh saat aku naikin, secara bobotku ga nyampe 100 kg heheee. Sistem operasi BET yang belum lama dilaunching ini, tepatnya pada 13 Juni 2015 lalu mesin cukup sederhana. Dengan penyimpan energy accu untuk menggerakkan motor yang ditanam di Boss roda belakang.
Dilengkapi starter lalu tinggal nge-gas di stang yang diposisikan di bawah badan. Stang sih persis stang sepeda motor. Penasaran, aku mencoba mengemudinya. Mudah banget, karena berenergi listrik, BET melaju hampir tanpa suara mesin. Cuman masih agak ribet saat mesti berbelok. Dua roda depan dengan posisi miring dimaksudkan agar tidak mudah terguling. Sooo, maklum saja belum sempurna, namun tentu bisa dikembangkan lebih lanjut. BET yang dirancang dan diproduksi selama sebulan ini menghabiskan dana sekitar Rp. 10 juta.
Lalu apa rencana ke depannya?
Kharis berharap bahwa untuk jangka pendek tak muluk-muluk bercita-cita. Dia berharap bahwa BET bisa digunakan di setiap pondok pesantren yang ada di Jawa Timur. Mendukung segala aktivitas pondok pesantren dan tentu akan mengembangkan lebih lanjut.
“Selain bisa dipakai menunjang aktivitas pesantren sebagai sarana transportasi, kami berharap pemerintah bisa memperhatikan dan membantu lebih jauh soal pengembangannya, sehingga lebih banyak bermanfaat,’ tutur Kharis.
Ya semoga saja, karya-karya anak-anak bangsa ini mendapat perhatian pemerintah. Bukan hanya sekedar penghargaan dan semacamnya namun yang lebih nyata adalah campur tangan untuk lebih memotivasi para generasi muda ini. Produk sudah dipamerkan di PPI 2015 dan diketahui masyarakat luas, mereka juga sudah menunjukkan kemampuan, lalu apalagi? Sepertinya dukungan nyata dan serius yang mesti diberikan. Semoga saja.
Oya, bagi kawan-kawan yang pengen melihat lebih dekat, yukkk kunjungi pameran yang dibuka gratis untuk umum ini, mulai mulai 6 – 9 Agustus 2015, pukul 10.00-20.00 WIB pada Kamis – Jumat dan pukul 10.00-21.00 WIB pada Sabtu-Minggu. Dukung dan Bangga Produk Indonesia.
@rahabganendra
Semua foto adalah dokumen pribadi
Blogger Indonesia mejeng. (dokpri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H