Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Mengesankan, Bareng Kompasiana ‘Gerebek’ Toyota

23 Juni 2015   10:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:39 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kata ‘Gerebek’ populer digunakan oleh lembaga antibodi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sering menangkap tangan para oknum yang tersangkakan sebagai koruptor. Namun siapa bilang aksi gerebek hanya bisa dilakukan KPK yang pernah dipimpin oleh Antasari itu, Kompasiana pun bisa melakukannya. Lihat saja di aksi #KPKGerebek oleh komunitas KPK ala Kompasiana. Bukan lembaga anti bodi, tapi komunitas berbodi penggila kuliner, yakni Kompasianer Penggila Kuliner (KPK). Aksi #KPKGerebeknya dengan ‘menyatroni’ resto, rumah makan, festival kuliner dan lain sebagainya demi mencicipi dan memperkenalkan menu nusantara melalu tulisan kuliner di Kompasiana. Bukan itu saja gerebek lainnya bertajuk Kompasiana visit mengunjungi Pabrik Toyota Sunter 1 di kawasan Sunter Jakarta Utara pada Rabu, 10 Juni 2015, sungguh mengesankan.

Bagaimana tidak, aksi gerebek (istilah saya hehee) kali ini sangat aktual, menarik, bermanfaat, dan inspiratif. Beragam wawasan baru mengenai pembuatan mobil produk Toyota bisa kami peroleh dengan melihat langsung dari jarak dekat. Hasilnya? Luar biasa. Pabrik yang mulai beroperasi sejak 1973 ini ternyata produknya merambah mancanegara dan membawa nama harum Indonesia. Sebut saja mobil Fortuner yang gagah saat menyusuri jalan raya itu ternyata sangat diminati di negara-negara timur tengah. Turut bangga pastinya. Mengesankan? Tentu saja.

Namun bukan hanya itu yang mengesankan, yakni ‘kehangatan’ yang intim antar kompasianer (meski ada yang baru kenal darat) memberikan nuansa persaudaraan yang jarang diperoleh. Menyitir kalimat dari Kompasianer Ben Baharuddin Nur (jawara lomba blog) yang sangat kuingat perkataannya, “Kehangatan persahabatan di Kompasiana tak tergantikan dan tak ditemui di komunitas manapun.” Heheee Akuurrr Bang Ben.

Oke deh lanjut, mau tahu kisahnya? Simak pengalaman mengesankan saya bersama 20 Kompasianer terpilih dari 90an lebih pendaftar. Meski tulisan ini saya tulis tanpa kacamata baca yang tertinggal di rumah Bogor, namun saya berusaha menyelesaikannya. Meski ‘remang-remang’. Maaf jika kurang panjang #eh. Yuk ah cekidot.

*

Hari beranjak siang, masih jam 08.40an sih, saat aku tiba di Bentara Budaya, Palmerah Barat. Maklum jam kumpul memang jam 09.00 wib. Tak pagi-pagi seperti acara-acara sebelumnya yang biasanya kumpul jam 06.00 wib. Maklum acara ‘gerebek’ Kompasiana Visit hari itu mengunjungi Pabrik Toyota di kawasan Sunter, masih dalam kota Jakarta sih. Sebuah bus pariwisata telah nangkring dengan kalemnya di depan Bentara Budaya. Bus yang sejak awal kuduga sebagai bus yang akan digunakan untuk transportasi acara. Dan ternyata benar.

Belum banyak yang datang. Namun beberapa admin Kompasiana sudah hadir. Bagus rajin hehee. Setelah mengisi presensi kehadiran dan memperoleh kaos bermotif Indonesia banget, kaos putih dengan strip merah (ukuran jumbo tentunya heheee), aku langsung memakainya. Lantas bergabung dengan kawan kompasiner lainnya, yang rerata kukenal. Maklum sering jumpa di acara Kompasiana sih. Ada Agung Han, Oni, Kang Arul, disusul yang lainnya seperti Gapey Sandy, Ofi Gumelar dari Purwakarta dan satu sahabat yang datang jauh dari Pulau Dewata.... Kang Agung Soni.

Kompasianer satu ini memang salah satu yang dengan semangat datang untuk mengikuti acara kunjungan ke Pabrik Toyota. Maklum beliaunya khan punya usaha berkaitan dengan otomotif. Jadi ludah Fak-nya lah heheee. Pertemuan pagi itu, adalah kali kedua aku dengannya. Senang sekali secara istrinya Han satu kabupaten dengan tanah kelahiranku, Wonogiri. Jadi kali pertama ketemu di Kompasianival 2014, langsung akrab, apalagi beliaunya memang pribadi yang santun, hangat dan ramah. Heheee.

“Ini langsung dari bandara Mas, naik pesawat pagi-pagi, untung masih keburu waktunya,” jawabnya saat kutanya kapan sampainya. Secara aku pikir beliaunya sedang berada di Jakarta. Ternyata salah dugaanku. Salutlah ama beliau ini. Mengesankan. Beda denganku yang hanya 20 menitan dari Grogol. Eh ternyata sebelumnya beliau sempat SMS ke nopeku, sayangnya aku kok gak ngeh, dan telat buka SMS. Heheee.

Ini dia kompasianer kelas berat. Berat badannya maksudnya. heheee. (foto Ganendra)

Kang Pepih saat kasih pembekalan pada kompasianer sebelum berangkat. (foto ganendra)

Jam sudah menunjuk angka 09.40 lebih, saat kami diminta berkumpul di salah satu sudut halaman Bentara Budaya. Ada Kang Pepih Nugraha, COO Kompasiana. Beliau mewakili kompasiana memberikan kata sambutan. Pada intinya mengucapkan selamat pada kompasianer yang terpilih mengikuti acara Kompasiana Visit di hari itu. Beliau berharap agar para kompasianer memperoleh manfaat. Berlanjut dengan pemberian informasi ‘rambu-‘rambu’ yang perlu diperhatikan saat di pabrik nantinya.

Sebelumnya, dentingan denger-denger ketat aturannya, kayak militer. Aku sih santai saja, yang penting ikutin aturan main saja, toh tetep aja namanya tamu, mesti ikut aturan tuan rumah. Soo aku tak terlalu mikirin. Selesai ‘pembekalan’ tentu saja ajang narsis, foto bersama dilakukan. Berlanjut dengan masuk ke dalam bus pariwisata sewaan. Duduk di jok bagian belakang, aku bareng Gapey Sandy, Kang Arul menikmati perjalanan dengan sesekali bercanda. Hangat dan menghangatkan suasana. Ngekek-ngekek bahagia pokoknya. Hehehee

Narsis bareng itu wajib. (foto dokpri)

Membelah jalanan ibukota yang cukup ramai siang itu, bus melalui jalan tol dalam kota. Keluar dari tol di Jakarta Utara, kondisi jalan lumayan ramai. Berpiutar-putar akhirnya bus memasuki area pabrik. Sekitar jam makan sianglah, kami tiba di Pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia disingkat TMMIN, Sunter Plant 1. Selanjutnya aku akan gunakan singkatan TMMIN ini untuk menyebut pabrik yang dulu dikenal dengan sebutan Toyota Astra Motor ini.

Tak sabar kami turun. Aku perhatikan sepanjang perjalanan tadi, area pabrik sangat luas. Tertata rapi dan tak banyak orang lalu lalang. Maklum masih jam kerja. Turun daHal yang dilakukan pertama adalah? Apalagi kalau bukan mendokumentasi sekitarnya. Pabrik, tulisan, logo TMMIN dan lain sebagainya menjadi sasaran. Ditemani oleh Mbak Bianca mewakili pihak TMMIN, kami masuk ke salah satu ruangan yang memang sudah dipersiapkan. Aku lihat ada TV LED yang terpasang di dinding dengan ucapan “Welcome Kompasiana”. Suguhan awal yang renyah eh ramah. Sikap tuan rumah yang patut dicontoh, menghargai kita, tamunya. Heheheee

Sampai lokasi TMMIN Sunter 1, langsung deh jepret-jepret. (foto Ganendra)

Berkumpul dalam ruangan, Mbak Bianca memandu acara yakni perkenalan dan informasi ketentuan saat berada di area pabrik. Ada aturannya loorr, gak boleh sembarangan. Inikah yang disebut-sebut gaya militer itu? Kami dilarang memotret, berjalan harus sesuai jalur yang berwarna hijau, tangan tidak boleh dimasukkan ke dalam saku, saat menerima telepon harus berhenti, saat berjalan di tangga harus berpegangan pada handrail, gak ada rilis buat materi karena meminimalisir penggunaan kertas... Wow!! dan lain sebagainya. Ah gak militer kali, menurutku aturannya standar di perusahaan yang berkelas internasional. Tapinya.... Gak boleh motrettt bookkk. Ini yang berat bagiku, tapi gimana lagi, harus ditaati dong. Makanya aku pasrah saja saat 2 smartphoneku ditempelin stiker, penutup kamera. Hal itu dilakukan untuk memastikan agar benar-benar kami tak bandel untuk memotret. Lalu gimana nanti dokumentasinya? Panitia sudah menyiapkan petugas dokumentasi. Sooo, kami jadinya bisa fokus mendengarkan penjelasan saat berkeliling pabrik nantinya. Dan ‘senjata perang’ yang tersisa adalah.... buku catetan dan ponsel untuk rekam. Ya sudah masih okelah, meski terkadang gatal pengen motret.

Untuk berjaga-jaga, agar kompasianer tak memotret di dalam pabri. (foto ganendra)

Nah sebelum berkeliling ke dalam pabrik, kami diajak makan siang. Uniknya kami makan siang bareng dengan karyawan pabrik TMMIN. Maklum saja pas jam makan siang. Tempatnya lumayan luas sih. Makanan terbagi dalam paket-paket menu. Nah hari itu menu paket adalah Nasi Liwet, Nasi Gudeg dan Prasmanan. Menu-menu itu tertata rapi di rak, sesuai barisnya. Kami dibebaskan untuk memilih. Hmmmm aku langsung pilih menu prasmanan. Satu nampan penuh akhirnya kuambil dari salah satu bagian rak. Lalu bergegas ke salah satu meja. Biasanya sebelum makan, aku jerat-jepret mengabadikan menu, terbiasa saat aksi #KPKGerebek heheee. Namun khusus di hari itu No Way. Sooo langsung sikat saja, apalagi perut memang sudah berdemo, minta asupan makanan. Kuperhatikan komposisi makanannya cukup bergizi, ada ikan, daging ayam, sayur, tahu, tempe, kerupuk juga pisang. Ini May sudah 4 sehat, gumamku. Rupanya TMMIN sangat memperhatikan gizi karyawannya. Maklum karyawan menjadi prioritas yang diperhatikan pihak TMMIN. Salut dan mengesankan bukan?

Selesai makan, kami kembali ke ruangan awal untuk memberi waktu bagi yang akan ibadah, juga bersiap-siap untuk selanjutnya keliling pabrik di bagian dalam. Mbak Bianca memperkenalkan Pak Rosyid yang memandu serta menjelaskan segala sesuatu berkaitan kinerja dan mesin pabrik. Dilengkap[i dengan radio receiver, penjelasan dari Pak Rosyid bisa didengar langsung ke masing-masing kompasianer yang terpasang earphone. Earphone bisa diseting sesuai kebutuhan seberapa besar volume yang diinginkan. Aku pun langsung menset volume sesuai yang kuinginkan. Sooo dengan alat ini, saat rombongan berjalan di garis hijau dan memanjang, maka dari depan barisan sampai belakang bisa mendengar dengan baik. Tak perlu mesti dekat-dekat dengan Pak Rosyid. Ini yang memungkinkan rombongan bisa berjalan rapi sesuai aturan pabrik sehingga tak mengganggu kinerja karyawan.

Satu demi satu step dijelaskan Pak Rosyid. Mulai dari sejarah Toyota sendiri hingga onderdil yang terdisplay di salah satu ruangan. Lumayan mengernyitkan dahi juga bagi yang tak mengenal otomotif, saat penjelasan mesin heheee. Di sepanjang area lantai hijau tempat kami berjalan, beberapa terpampang tulisan, kutipan filosofi Jepang. Misalnya saja seperti yang tertulis dalam bahasa Indonesia dan sempat kucatat melalui twit adalah “Dari Pikiran yang baik menghasilkan produk yang baik,” Keren juga yaaa.

Beragam pemandangan mesin di dalam pabrik. (foto Kompasiana/Santo)

Salah satu sudut dengan aneka kabel tertata rapi. (foto Kompasiana/Santo)

Satu lagi yang dituturkan pak Rosyid adalah soal konsep tiga pilar manajemen dalam pabrik. Konsep 3 pilar manajemen ini menghasilkan produk Toyota yang bermutu. 3 Pilar manajemen itu adalah Clean, Bright dan Comfort (CBC). Konsep inibenar-benar diterapkan di area pabrik. Clean, semua area mesin di dalam pabrik tertata rapi dan bersih. Semua kabel tidak ada yang tercecer. Efektif sesuai penggunaannya. Aku lihat memang di lantai yang berwarna terang itu tak ada satu pun barang, perkakas yang tergeletak sembarangan, Semuanya Clean. Bright, terang. Semua dikondisikan terang baik itu ruangan maupun kostum berwarna cerah. Tidak boleh warna gelap. Mengapa? Dengan kondisi yang terang, maka segala sesuatu yang terjadi bisa langsung dilihat dengan mudah. Benar saja, seragam mereka berwarna kesan cerah, ruangan terang dari langit-laingit. Comfort yakni aspek kenyamanan. Ada blower yang mengurangi suhu panas dalam pabrik. Selain itu disediakan ruangan khusus untuk merokok. Ada juga ruangan yang disebut Oase. Oase kalau di padang pasir adalah sebuah kawasan bersumber mata air dengan pepohonan yang rindang, sehingga sejuk suasananya. Demikian pula maksud dari oase di TMMIN ini yang diperuntukkan bagi karyawan untuk rehat, melepaskan lelah, sehingga desainnya pun berasa sejuk. Alas kaki mesti dilepas jika masuk ke oase itu.

Sebuah taman kecil yang menyegarkan mata. (foto Kompasiana/Santo)

Memang saat melintas di oase itu, suasananya berbeda banget dengan saat berjalan di samping mesin-mesin berteknologi itu. Ada bangkunya, ada suara air gemericik, ada juga buku-buku bacaan. Jadi benar-benar didesain sedemikian rupa, sehingga bisa membawa kenyaman bagi karyawan di dalamnya. Berlanjut ke sisi lain, aku liat ada beberapa benda semacam keset yang ternyata agak lengket-lengket saat diinjak. Ternyata memang kegunaanya adalah untuk melepas kotoran di alas kaki/ sepatu. Sooo... jadi terjaga kebersihannya.

Satu hal yang bisa disimpulkan dari konsep 3 Pilar itu berpengaruh besar pada kualitas produksi. Karyawan dibikin nyaman dan aman dalam bekerja misalnya, sangat menunjang hasil produksi. Uniknya, kreativitas karyawan sangat dihargai. Beberapa alat kenyamanan bekerja malahan dikreasikan dan dibuat oleh para karyawan sendiri tentunya dengan persetujuan manajemen. Misalnya apabila ada posisi bekerja karyawan yang mengharuskan membungkuk, tentu tidak nyaman. Dengan membungkuk akan cepat lelah. Lalu dipikirkanlah solusi untuk membuat pekerjaan bisa dikerjakan lebih nyaman.

Contoh lainnya apabila ada sesuatu hal seperti kerusakan, atau kinerja mesin yang tidak semestinya, maka ada mekanisme bagi karyawan untuk segera mengatasinya. Yakni dengan mencatat melalui lembar kerja yang selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh leader. Dengan sistem ini hal sekecil apapun menyangkut ketidakberesan mesin dapat diketahui dan ditindaklanjuti lebih cepat, sehingga tidak membahayakan karyawan bersangkutan. Prinsip kinerja itu efektif untuk membuat karyawan bekerja secara maksimal.

Tak terasa asyik melihat-lihat mesin pabrik, waktu jua yang telah habis dan berlanjut ke sesi berikutnya. Kami lalu menuju ruangan awal berkumpul. Lumayan keringetan juga, abisnya pabriknya besar, heheeee. Acara diisi seputar tanya jawab dari para kompasianer. Ada Pak Turmudi yang mewakili TMMIN dan menjawab pertanyaan kompasianer. Ada yang menanyakan tentang tingkat kecelakaan kerja yang pernah terjadi hingga soal status karyawan, yang ternyata tak ada outsourching di TMMIN. Tentu dengan pertimbangan karyawan tetap dan kontrak lebih bisa dibina sesuai koridor manajemen TMMIN.

Berlanjut kemudian paparan menarik tentang menulis dari wartawan senior Kompas, Banu Astono. Presentasi yang ringan dengan gaya yang segar membuat para kompasianer menyimak serius. Aku sendiri mencerna pemaparan yang sangat inspiratif. Sebuah materi kiat menulis dengan mudah yang layak untuk diperhatikan dan diikuti. Nambah ilmu lagi kita. Acara ditutup dengan pengumuman pemenang live tweet. Kemudian kami ‘digiring’ kembali untuk mengikuti sesi berikutnya... main futsal !!

Salah satu sarana di TMMIN. (foto ganendra)

Naik ke bus lagi, kami diantar menuju sport Centre TMMIN. Tak butuh waktu lama kami sampai ke bangunan yang lumayan besar. Bangunan fasilitas untuk karyawan. Tulisan “Employee Facility Center” terpampang jelas dengan warna merah. Ada gerbang terbuka di tengah. Saat masuk hamparan luas ruangan langsung terlihat. Ada Cafe & minimarket, namun sayangnya pada tutup. Ada masjid Sunter 1, dan ada ruangan sport center. Memasuki sport center ternyata banyak fasilitas olahraganya. Ada lapangan bulu tangkis, bilyard, meja ping pong, fitness centre, serta lapangan futsal. Nah penggunaan fasilitas sport centre ini dimulai jam 16.00 – 21.00 wib. Tentunya diperuntukkan bagi karyawan TMMIN yaaa.

Yuk ah futsal. (foto Ganendra)

Terlihat di lapangan futsal sudah ada karyawan TMMIN yang bermain. Lapangannya satu, dengan rumput sintetis. Aku sendiri lupa, kapan terakhir main bola, kayaknya udah puluhan tahun deh. Nah sekarang diminta main lagi ama Kevin. Aku sih bawa celana pendek, sebenarnya mau jadi cadangan kalau sudah lengkap pemainnya heheee. Ternyata kompasianer yang bawa celana pendek tak banyak. Pas 5 orang malah. Ya sudah jadi satu tim. Aku, Kevin, Ofi, Choirul dan Santo. Tim dadakan. Hehehee.

Lawannya dari karyawan TMMIN masih muda-muda, dan masih fasih main bola. Kami sih buat seneng-seneng aja, hiburan sebagai tim tamu. Sooo maklum saja belum sampai 10 menit pertandingan berjalan, udah kebobolan 3 biji heheee. Lucunya lagi Choirul sang penjaga gawang mundur, nah jadi kagak ada kiper. Dasarnya aku sudah kecapekan, gantiin posisi kiper deh. Sooo pemainnya kurang satu, dan sebagai gantinya pinjem pemain cadangan lawan. Hehehee. Gak apa-apa yang penting happy dan tetep main, sampai titik darah penghabisan heheee.

Singkatnya akhirnya tim kompasiana kalah dengan skor 4-6. Gol dari tim Kompasiana dicetak duo penyerang dengan body kontradiktif, Kevin yang berbadan besar dan Ofi yang berbadan mungil bak Lionel Messi. Heheheee. Hasil yang cukup lumayan sih untuk tim yang sudah gaek. Hehehee yang penting semangat bermain. Seperti yang dibilang Kang Pepih saat usai pertandingan.

“Yang penting kita berusaha maksimal, dan tak menyerah,” katanya sambil menyalami pemain.

“Setuju Kang,” aku sepakat sih, sambil mengelus-elus kedua lutut yang lecet semua. Belum perih sih, karena keesokan harinya baru terasa lengkap, perih plus pegal-pegal. Maaak.

Hingga kemudian hari beranjak gelap. Kami pun bersiap kembali ke Bentara Budaya. Paling tidak lebih dari setengah hari di TMMIN aku dan kompasianer lainnya memperoleh banyak hal yang berharga.

- Mengetahui lebih dekat tentang pabrik TMMIN yang memproduksi mobil-mobil berkualitas ekspor. Sebelumnya sih tak tahu kalau mobil Yaris, Fortuner ternyata produk dalam negeri yakni di pabrik TMMIN Sunter 1 Plant.

- Menambah wawasan tentang kinerja sebuah perusahaan ternama TMMIN yang sangat memperhatikan Sumber Daya Manusianya alias karyawannya. Bahwa menerapkan konsep filosofi berperan penting untuk sebuah keberhasilan. “Dari Pikiran yang baik menghasilkan produk yang baik.”

- Mengetahui sisi dalam produksi mobil TMMIN secara langsung, perakitannya, setiap komponennya, sehingga menjadi pengalaman tersendiri yang sangat mengesankan. Juga tentang sisi lain manajemen dengan konsep ‘memanusiakan’ pada karyawannya dengan adanya pemenuhan fasilitas manusiawi dan sangat dibutuhkan pekerja/karyawan. Sikap yang benar-benar patut dihargai.

- TMMIN telah diakui sebagai perusahaan yang berkomitmen soal ramah lingkungan, terbukti dengan diraihnya Penghargaan Primaniyarta, di ASEAN Energy Awards, sebagai pemenang kategori Manajemen Energi di Industri Besar dari ASEAN Centre for Energy (ACE).  Sebuah pengakuan internasional yang patut dibanggakan bahwa Toyota Indonesia memiliki komitmen sebagai perusahaan yang mengimpelemtasikan sistem dan solusi ramah lingkungan.

- Turut bangga, bahwa sumber daya lokal, telah mampu memproduksi kendaraan beroda empat. Bahkan mengekspornya ke berbagai negara di beberapa belahan dunia. Semoga bisa menginspirasi generasi bangsa dan ke depannya mampu menghasilkan karya-karya mendunia lainnya.

- Mendapatkan suplemen ilmu menulis dari pakarnya, Mas Banu. Sebuah penyemangat yang sangat berharga buatku dan mungkin teman-teman. Oke juga yaaa, kalau setiap acara Kompasiana off air diselipin materi yang bermanfaat kayak menulis itu. ide yang kreatif. Lanjutkaan Admin heheee

- Hal yang tak kalah penting adalah terjaganya silaturahmi antar kompasianer. Bukan saja persahabatan di dunia maya namun juga persahabatn di dunia nyata. Sehingga tetap bisa saling berbagi dalam kebaikan melalui tulisan dan juga sharing langsung/ tatap muka saat kopdar.

Sooo, tentu pengalaman bersama para kompasianer dalam setiap acara selalu mengesankan. Dan aku senang bisa menjadi bagian dari kegiatan acara ini, semoga teman-teman kompasianer lainnya juga bisa merasakan dan berkesempatan yang sama. Berbagi wawasan bahkan sekedar bertemu darat yang membuat kebahagiaan tersendiri.

“Kehangatan dan persahabatn yang tak tergantikan,” mengulang dan mengutip kata Kompasianer Ben Baharuddin Nur. Heheheee. Terima kasih Kompasiana. Terima kasih TMMIN atas kesempatan menorehkan pengalaman yang mengesankan ini. Yukkkk, kapan ‘Gerebek’ lagiii. Salam sukses.

@rahabganendra

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun