Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Mengesankan, Bareng Kompasiana ‘Gerebek’ Toyota

23 Juni 2015   10:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:39 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beragam pemandangan mesin di dalam pabrik. (foto Kompasiana/Santo)

Salah satu sudut dengan aneka kabel tertata rapi. (foto Kompasiana/Santo)

Satu lagi yang dituturkan pak Rosyid adalah soal konsep tiga pilar manajemen dalam pabrik. Konsep 3 pilar manajemen ini menghasilkan produk Toyota yang bermutu. 3 Pilar manajemen itu adalah Clean, Bright dan Comfort (CBC). Konsep inibenar-benar diterapkan di area pabrik. Clean, semua area mesin di dalam pabrik tertata rapi dan bersih. Semua kabel tidak ada yang tercecer. Efektif sesuai penggunaannya. Aku lihat memang di lantai yang berwarna terang itu tak ada satu pun barang, perkakas yang tergeletak sembarangan, Semuanya Clean. Bright, terang. Semua dikondisikan terang baik itu ruangan maupun kostum berwarna cerah. Tidak boleh warna gelap. Mengapa? Dengan kondisi yang terang, maka segala sesuatu yang terjadi bisa langsung dilihat dengan mudah. Benar saja, seragam mereka berwarna kesan cerah, ruangan terang dari langit-laingit. Comfort yakni aspek kenyamanan. Ada blower yang mengurangi suhu panas dalam pabrik. Selain itu disediakan ruangan khusus untuk merokok. Ada juga ruangan yang disebut Oase. Oase kalau di padang pasir adalah sebuah kawasan bersumber mata air dengan pepohonan yang rindang, sehingga sejuk suasananya. Demikian pula maksud dari oase di TMMIN ini yang diperuntukkan bagi karyawan untuk rehat, melepaskan lelah, sehingga desainnya pun berasa sejuk. Alas kaki mesti dilepas jika masuk ke oase itu.

Sebuah taman kecil yang menyegarkan mata. (foto Kompasiana/Santo)

Memang saat melintas di oase itu, suasananya berbeda banget dengan saat berjalan di samping mesin-mesin berteknologi itu. Ada bangkunya, ada suara air gemericik, ada juga buku-buku bacaan. Jadi benar-benar didesain sedemikian rupa, sehingga bisa membawa kenyaman bagi karyawan di dalamnya. Berlanjut ke sisi lain, aku liat ada beberapa benda semacam keset yang ternyata agak lengket-lengket saat diinjak. Ternyata memang kegunaanya adalah untuk melepas kotoran di alas kaki/ sepatu. Sooo... jadi terjaga kebersihannya.

Satu hal yang bisa disimpulkan dari konsep 3 Pilar itu berpengaruh besar pada kualitas produksi. Karyawan dibikin nyaman dan aman dalam bekerja misalnya, sangat menunjang hasil produksi. Uniknya, kreativitas karyawan sangat dihargai. Beberapa alat kenyamanan bekerja malahan dikreasikan dan dibuat oleh para karyawan sendiri tentunya dengan persetujuan manajemen. Misalnya apabila ada posisi bekerja karyawan yang mengharuskan membungkuk, tentu tidak nyaman. Dengan membungkuk akan cepat lelah. Lalu dipikirkanlah solusi untuk membuat pekerjaan bisa dikerjakan lebih nyaman.

Contoh lainnya apabila ada sesuatu hal seperti kerusakan, atau kinerja mesin yang tidak semestinya, maka ada mekanisme bagi karyawan untuk segera mengatasinya. Yakni dengan mencatat melalui lembar kerja yang selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh leader. Dengan sistem ini hal sekecil apapun menyangkut ketidakberesan mesin dapat diketahui dan ditindaklanjuti lebih cepat, sehingga tidak membahayakan karyawan bersangkutan. Prinsip kinerja itu efektif untuk membuat karyawan bekerja secara maksimal.

Tak terasa asyik melihat-lihat mesin pabrik, waktu jua yang telah habis dan berlanjut ke sesi berikutnya. Kami lalu menuju ruangan awal berkumpul. Lumayan keringetan juga, abisnya pabriknya besar, heheeee. Acara diisi seputar tanya jawab dari para kompasianer. Ada Pak Turmudi yang mewakili TMMIN dan menjawab pertanyaan kompasianer. Ada yang menanyakan tentang tingkat kecelakaan kerja yang pernah terjadi hingga soal status karyawan, yang ternyata tak ada outsourching di TMMIN. Tentu dengan pertimbangan karyawan tetap dan kontrak lebih bisa dibina sesuai koridor manajemen TMMIN.

Berlanjut kemudian paparan menarik tentang menulis dari wartawan senior Kompas, Banu Astono. Presentasi yang ringan dengan gaya yang segar membuat para kompasianer menyimak serius. Aku sendiri mencerna pemaparan yang sangat inspiratif. Sebuah materi kiat menulis dengan mudah yang layak untuk diperhatikan dan diikuti. Nambah ilmu lagi kita. Acara ditutup dengan pengumuman pemenang live tweet. Kemudian kami ‘digiring’ kembali untuk mengikuti sesi berikutnya... main futsal !!

Salah satu sarana di TMMIN. (foto ganendra)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun