Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Edukasi Budaya Rumah Joglo di Tanah Pasundan

30 Oktober 2014   11:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:11 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANYAK destinasi wisata di tanah air yang menjadi obyek wisata menarik. Kekayaan panorama, budaya dan aneka situs peninggalan purbakala menjadi khasanah kekayaan negeri kita. Bukan hanya indahnya pantai, wisata alam pegunungan saja, namun beragam suku dan adat istiadat yang hidup dalam lingkungan kita menjadi salah satu daya tarik budaya. Setiap suku mempunyai kebudayaan yang adiluhung dan masih lestari di tengah majunya gerakan jaman. Kita ambil contoh misalnya kehidupan budaya adat suku di Papua yang sangat kental nuansa etniknya. Atau siapa yang tak kenal dengan eksotika Suku Anak Dalam? Atau Suku Baduy yang ketat menjaga budaya leluhurnya? Dan masih banyak lagi suku dan budaya eksotis di nusantara ini.


Bicara soal budaya, tentu tak terlepas dari kuatnya adat budaya Jawa yang menempati area luas di tanah Jawa. Terbagi menjadi dua pusat kebudayaan Jawa, yakni Kota Yogyakarta dan Surakarta, budaya Jawa lekat dikenal setiap orang. Baik itu dikenal dari adat istiadat ritual upacaranya, peninggalan situs agungnya dan juga tentang rumah adat Joglonya. Rumah yang unik dan etnik yang masih banyak dijumpai di pedesaan di Propinsi Jawa Tengah maupun DI Yogyakarta. Konon model rumah Joglo menyebar ke sekitar Pulau Jawa seperti ke Pulau Madura dan Bali, dikarenakan kedekatan budayanya.

[caption id="attachment_332039" align="aligncenter" width="600" caption="Pintu gerbang Kampoeng Wisata Rumah Joglo, Bogor."]

14146095791665701262
14146095791665701262
[/caption]

Nah, bercerita tentang Rumah Joglo, ada yang unik yang saya temui di Bogor, Jawa Barat. Sebagai tanah Pasundan dengan budaya Sunda, Bogor menjadi salah satu kota budaya Jawa Barat. Simbol budaya Sunda di Bogor paling gampang terlihat dengan adanya Tugu Kujang di Jalan Pajajaran berdekatan dengan Kebon Raya Bogor. Nama Kujang diambil dari nama sebuah senjata pusaka tradisional etnis Sunda yang telah dikenal sejak zaman Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14 Masehi, pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi.


Namun ternyata di tanah Pasundan ini ada sebuah tempat wisata bernama Kampoeng Wisata Rumah Joglo. Rumah Joglo arsitektur Jawa. Lokasinya ada di Kampung Waru, Kecamatan Ciampea, Bogor. Lokasi bisa ditempuh dengan jalan darat melalui jalan arah Dramaga ke Desa Cinangneng. Banyak angkutan yang menuju kesana. Ikuti jalan satu-satunya setelah Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga, Bogor. Jika sudah sampai di kawasan desa Cinangneng, tanya ke orang-orang banyak yang tahu lokasinya.

14146075381475223754
14146075381475223754

Menempati area lebih dari 2,5 hektar, nama Kampoeng Wisata Rumah Joglo telah dikenal di lingkungan setempat. Saat saya bertandang ke lokasi ini, sebuah pintu gerbang yang tak terlalu besar namun cukup megah bertuliskan nama lokasi wisata. Sesaat setelah memasuki dalam lokasi Kampoeng Wisata Rumah Joglo, terasa adem dan segar udara. Maklum banyak pepohonan lumayan besar tumbuh menghijau. Uniknya lagi soal arsitektur rumahnya yang menyebar cukup banyak. Desain semuanya bentuk Joglo khas rumah adat Jawa. Unik karena bukan dikenal sebagai rumah tradisional adat Sunda.


Ada dua orang penjaga yang menyambut dengan ramah di pintu gerbang. Karena baru pertama kali ke lokasi ini, saya menyampaikan keinginan bertemu dengan sang pemilik. Beruntung, bahwa sang pemilik ada di tempat. Jadilah saya diantar ke ruang kantor yang ada di salah satu bagian lokasi.


Setelah menunggu beberapa saat, munculah seorang perempuan separoh baya. Setelah memperkenalkan diri, barulah saya tahu bahwa perempuan bernama Mbak Yuyun itu adalah istri dari pemilik kampoeng Wisata Rumah Joglo itu. Tepatnya dialah yang mengelola lokasi itu. saya pun berbincang-bincang ringan soal seluk beluk Rumah Djoglonya.

Menurut penuturan Mbak yuyun, awal ide membangun lokasi wisata itu sebenarnya adalah mengakomodasi kerinduan suaminya, yang asli dari Solo (Jawa) akan kampung halaman. Sebagai orang dari lingkungan adat budaya Jawa, Mbak Yuyun menceritakan bahwa suaminya sering pulang pergi antara Jakarta dan Solo. Memang dengan menggunakan transportasi udara tidak terlalu lama, namun mereka berpikir alangkah baiknya apabila dapat membangun suatu tempat dengan nuansa budaya Jawa yang tak jauh dari ibukota.

[caption id="attachment_332008" align="aligncenter" width="600" caption="Mbak Yuyun, pemilik Kampoeng Wisata Rumah Joglo."]

1414607567931438442
1414607567931438442
[/caption]


"Jadi daripada pulang ke Solo, khan lebih dekat pulang kesini. Makanya suasana disini kami bikin kental dengan adat Jawa seperti Rumah Joglo, dengan ornament dan pernik-pernik arsitektur Jawa," jelas mbak Yuyun yang asli Sunda ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun