[caption id="attachment_342303" align="aligncenter" width="580" caption="Kali angke, indah juga yaaa. (Foto Ganendra)"]
[caption id="attachment_342304" align="aligncenter" width="580" caption="Murah saja hanya Rp. 1000,- sekali jalan. (Foto Ganendra)"]
Tentu bisa saja membangun pasar mentereng nan modern. Tapi untuk siapakah? Seperti banyak kasus terjadi seputar masalah pembangunan pasar, maka rakyat kecil menjadi korban. Pasar modern yang tentu harga sewanya juga ‘modern' alias mahal untuk ukuran pedagang kecil. Pasar akhirnya dikuasai oleh Kapital. Akhirnya konteks pasar rakyat pun akan tenggelam, hilang.
Pasar apung bisa menjadi salah satu obyek menarik. Bahwa di tengah-tengah metropolitan Jakarta, ada sisi kehidupan masyarakat yang unik untuk dilihat saat beraktivitas di pasar apung. Tak mudah memang mewujudkannya. Ada beragam masalah soal debit, pendangkalan yang perlu dilakukan pengerukan dan sebagainya. Juga soal tata kelola sampah ‘hasil' dari transaksi di pasar. Perlu dibikin sistemnya yang rapi dan cermat. Jika serius dilakukan, tentu bisa diatasi.
[caption id="attachment_342302" align="aligncenter" width="580" caption="Ilustrasi pasar apung/ terapung. (www.infobackpacker.com)"]
Disamping itu, tak menutup kemungkinan bisa digunakan untuk mengedukasi masyarakat yang berjualan disana. Edukasi tentang cinta lingkungan, menjaga kebersihan sungai, karena mereka menjadi merasa ‘memiliki' dengan ‘tinggal' di atasnya. Yang jelas upaya-upaya harus dilakukan demi kepentingan warga yang lebih luas. Jika pasar rakyat bisa dimiliki oleh rakyat, berkembang dan menunjang tingkat perekonomian masyarakat, mengapa tidak diupayakan upaya positif. Dan sebaliknya jika tidak dilakukan upaya, bisakah dibayangkan pasar rakyat di Pesing ini bisa tergerus lenyap karena tak terkelola dengan baik. Akhirnya pasar rakyat tempat bergantung sekian nyawa dari saudara-saudara kita yang merantau ke ibukota ini, bisa hanya tinggal nama. Jadi... "Kembalikan pasar ke rakyat!!" Hidup pasar Rakyat!! (eRGe)
@rahabganendra
Foto-foto kecuali Foto Ilustrasi pasar Apung (paling bawah) adalah dokumen pribadi.
Bikin Pasar Apung di Pesing, Kenapa Tidak? http://t.co/0vKIocvZcx #JktLebihBaik via @kompasiana #pasarrakyat— Rahab Ganendra (@rahabganendra) December 20, 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H