Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Tahun Baru di Pangkalan Bun, Pangkalan Evakuasi Korban Air Asia QZ8501

3 Januari 2015   00:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:56 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_344513" align="aligncenter" width="580" caption="Evakuasi jenasah Air Asia QZ5801. (Foto Ganendra)"][/caption]

KAKI-KAKI Hercules TNI AU menjejak di landasan Bandara Lanud Iskandar, Pangkalan Bun Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Rabu (31/12/2014) siang itu, aku bersama rombongan lainnya, relawan, Palang Merah Indonesia (PMI), TNI, dan awak media tiba di bandara tempat evakuasi jenasah korban Air Asia QZ8501. Naik Hercules adalah pengalamanku kesekian kalinya. Tak nyaman memang namun seruu. Hercules jenis Long Body ini mampu mengangkut 160 orang dengan barang bawaan standar. Kalau untuk keperluan Penerjun payung TNI AU paling sekitar 92 orang. Maklum bawaan parasutnya makan tempat.

Oya, Hercules tak off dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta pada Rabu 31 Desember 2014, jadi persis hari terkahir di tahun 2014. Jam 12.30 an WIB baru berangkat. Padahal sudah dijadwalkan berangkat Subuh. Saya dan teman-teman sudah standby sejak jam 03.00 wib dinihari!!

Ternyata gara-gara penumpang overload. Penumpang yang kedaftar 86 orang, sementara hanya 30 orang yang bisa keangkut Hercules di waktu subuh itu. Maklum saja ada beberapa barang ‘bagasi' yang mesti diangkut juga. Ditambah lagi ada tambahan pasukan katak dan tentara lainnya. Soo, akhirnya dirandom dari 86 orang dipanggil 30 orang pertama yang naik. Apes aku gak kepanggil di ‘kloter' pertama ini. Rasa kecewanya kayak gak dapet undian doorprize. Tapi yaaa sudahlah, nunggu yang berikutnya, yang kabarnya jam 08.00 wib berangkat. Lumayan bisa sarapan dulu.

Tiba pukul 08.00 wib, eh belum ada tanda-tanda untuk terbang. Malahan Hercules yang pertama balek ke Bandara Halim, katanya cuaca buruk, ga bisa landing di Pangkalan Bun. Walah... jadi diketawain dah teman-teman yang naik pertama. Tapi tak lama mereka berangkat, dan akhirnya selamat mendarat di Pangkalan Bun. Nah tinggal rombongan kedua, ternyata mundur jadwalnya, sampai jam 12.30 baru berangkat. Ya sudahlah, toh akhirnya berangkat. maka naiklah sisa ‘penumpang' bareng-bareng. Herculesnya yang ini ukurannya gede, jadi semua bisa terangkut, malah barengan ama mobil operasional!

[caption id="attachment_344514" align="aligncenter" width="580" caption="Di dalam Hercules, amazing.. (Foto Ganendra)"]

1420191429450014481
1420191429450014481
[/caption]

Di dalam pesawat, seru bener. Seru, dengan tempat duduk khas prajurit penerjun payung. Ga bisa bercanda, karena deru pesawat yang amazing heheee... so lebih baik dan nyaman gunakan untuk berdoa atau tidur saja. Tak terasa 1,5 jam nyampe dah di Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat. Kebetulan gerimis sudah mulai reda. Bandara Lanud Iskandar ini tak terlalu besar. Ada beberapa pesawat dan helikopter yang ‘nongkrong' menunggu tugas. Sudah terlihat beberapa ambulance juga siaga. Tak terlalu padat, namun terasa siaga penuh untuk ‘menyambut' jenasah yang datang dari lokasi pencarian di Teluk Karimata, Kecamatan Kumay, Kotawaringin Barat. Suasana yang lumayan mencekam. Mengingatkan aku akan suasana di Banda Aceh saat bencana Tsunami 2004 dulu. Persis juga malam tahun baru 2005 disana. Kisahnya kutulis di Kompasiana berjudul "Wow! Terbang Bersama Hercules!"

[caption id="attachment_344522" align="aligncenter" width="580" caption="Jenasah dari Helikopter masuk Ambulance untk dikirim ke RS Imanusin. (Foto Ganendra)"]

14201918811512356149
14201918811512356149
[/caption]

[caption id="attachment_344524" align="aligncenter" width="580" caption="Petugas membawa kantong jenasah. (Foto Ganendra)"]

1420192162140126898
1420192162140126898
[/caption]

Memang jenasah yang dikirim oleh Helicopter SAR dari KRI Banda Aceh sebagai ‘komandan' belasan kapal yang bertugas dalam misi pencarian penumpang dan bangkai pesawat jenis Airbus A320-200, ke Bandara Iskandar ini. Untuk kemudian dikirim lanjut ke RS Sultan Imanuddin setelah itu dimasukkan dalam peti. Selanjutnya dikirim ke Bandara Juanda Surabaya, melalui Pangkalan Bun.

Tak banyak yang terlihat di Rabu sore itu, aktivitas praktis lebih banyak menunggu kabar jenasah yang berhasil di evakuasi. Aku banyak mendokumentasikan video dan foto di sekitar lokasi. Takjub juga dengan kegiatan personil basarnas, TNI AU, TNI AL, Polri serta PMI. Pesawat kadang datang dan pergi. Pesawat dan helikopter milik militer. Semua sibuk bekerja dengan tugasnya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun