Obrolan tiba-tiba terputus. Ternyata  smartphone "lowbat". Charger saya raih dari dalam tas selempang kecil. Lalu mengisi daya baterei melalui colokan yang tersedia dekat kaca kereta.  Rencananya saya akan menelpon kembali, nanti.
Sementara di samping, adik saya tertidur pulas di kursi 2B exsecutive-nya. Nampaknnya kesejukan ruangan gerbong 18 membuatnya bermimpi indah.
Sambil menunggu "nge-charge", saya memesan kopi dari petugas layanan yang kebetulan lewat. Saya tak hendak melanjutkan tidur, saya memilih untuk menikmati pamandangan cantik luar kereta selama sisa waktu perjalanan.
Jarum mendekati jam 13.00 WIB kurang  6 menit. Tepat waktu, Argo Semeru yang saya tumpangi melambat dan berhenti di stasiun besar kebanggan orang Jogja.
"Bapak, mau ke pintu keluar? Ke arah sana," kata seorang petugas stasiun.
Tak sadar ternyata saya dan saudara-saudara salah jalur, masuk arah pintu Commuterline gegara mengikuti arus yang ternyata penumpang Commuterline.
Untung dikasih tahu bapak petugasnya. Mungkin dia tahu, kalau kami mau keluar stasiun karena bawaan tas yang banyak. Bawaan khas orang mudik.
"Ooh, baik. Matur nuwun pak,"Â kata saya seraya putar balik.
Kasih KAI, Tak Sebatas Panjang Rel KeretaÂ
Naik kereta momen mudik lebaran tahun 2024 itu menambah sederet pengalaman mengesankan yang sudah sering saya alami.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!