Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kasih Ibu Sepanjang Masa, Kasih KAI Tak Sebatas Panjang Rel Kereta

23 Oktober 2024   20:32 Diperbarui: 23 Oktober 2024   21:26 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kereta api.(Dokumen Kompas.com/Humas PT KAI (Persero)

Tiket online KAI. Dokumen pribadi
Tiket online KAI. Dokumen pribadi

Perjalanan Memanjakan Penumpang  

Saya terbangun oleh getaran smartphone dari dalam jaket. Sebuah nama tertera, Ibu. Suara dari seberang terdengar menanyakan, "Jam berapa sampai?"  

Aku menengok jam tangan, jam 10.25 WIB. Masih sekitar 2 jam lebih sampai tujuan, dari jadual yakni 12.54 WIB di Stasiun Tugu Yogyakarta. 

Lalu obrolan berlanjut menanyakan "tetek bengek" lainnya. "Ntar mau dimasakin apa? Berapa hari mudiknya?" Dan banyak lagi.

Begitulah ibu. Setiap saya mudik, gak sabaran pengen ketemu. Selalu bersemangat saat mengobrol. Tentu saya senang. Saya merasakan kasih sayangnya melalui suara-suara kerinduan yang diungkapkannya. Maklum saya termasuk "bandel", jarang pulang/ mudik.

Kondisi di dalam gerbong kereta Argo Semeru eksekutif sangat nyaman. Sejuk AC, ketenangan dari gangguan suara deru kereta, disertai dengan ketenanan penumpang lain yang asyik dengan kenyamanannya masing-masing. Tak ada hal-hal yang berpotensi mengganggu obrolan dengan ibu. 

Obrolan dengan ibu selalu menjadi cerita manis untuk diimgat, kapan pun dan dimana pun.

Sambil rebahan, saya menyelonjorkan kaki. Menaruh tapak kaki pada pijakan bawah yang tersedia. Bangku empuk, sedikit saya rebahin. Benar-benar posisi yang "PeWe" untuk bertelponan.

Bangku "sofa" warna biru muda yang bersih itu membuat kesan suasana ceria.  Seakan memberi ajakan pada penumpang, "Nikmati hari dengan ceria" hehee.

Ditambah pemandangan adem persawahan menghijau di bawah langit biru, yang hari itu sedang cerah-cerahnya. Semakin membawa perjalanan bak sedang melintas awan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun