Kalau kita memiliki rasional dan rasa bijak, semestinya kita bisa menghargai dan menghormati jerih payah rantai "organ-organ sistematis" tersebut.
Itu yang pertama. Menghargai yang kedua adalah rasa menghargai pada mereka yang berjuang susahnya mencari/memperoleh sesuap nasi.
Bagaimana kita bisa berbuat semaunya, buang-buang sisa makanan sementara ada "orang papa", dhuafa dan "golongan susah" lainnya.
Rasanya kita dzalim kalau melakukannya.
Rencanakan Makanan dengan BijakÂ
Kita harus mengerti dan memahami tentang mengkonsumsi makanan secara bijak. Salah satunya adalah menghentikan sikap boros dalam mengkonsumsi makanan/pangan.
Dalam hal ini, bukan berarti mengurangi porsi makan sehari-hari. Akan tetapi mengubah kebiasan untuk lebih bijak mengonsumsi makanan. Karena makanan kita harus tetap memenuhi kebutuhan gizi dan porsi yang kita butuhkan.
Jadi, sebaiknya merencanakan konsumsi makanan dengan lebih baik dan bijak. Menananmkan dalam pemahaman bagaimana tidak ada kebiasaan kita membuang sisa makanan. Realnya adalah merencanakan habit konsumsi kita yang lebih bijak.
Menyimpan dengan Benar
Sisa makanan, ada atau terjadi karena ketidakbijakan kita dalam merencanakan habit konsumsi makanan yang bijak.
Biasanya karena merencanakan makanan atas dasar keinginan, bukan kebutuhan. Menurut saya, jika keinginan yang diutamakan, yang terjadi adalah penyediaan (pembelian) makanan yang melebihi kebutuhan.