Ruang bawah tanah ini, sebenarnya terasa gak terlalu pengap. Namun cukup membuat sedikit gerah dan berkeringat.
Maklum saja, saya harus menapaki anak tangga permanen yang berliku. Format tangga yang lazim saya temukan pada akses pintu darurat di gedung-gedung.
Ada beberapa bagian tangga permanen yang harus dilalui. Saya hitung, masing-masing ada 8 anak tangga pada bagian awal/ atas.Â
Pada bagian bawah arah terowongan, ada beberapa tangga dengan masing-masing 12 anak tangga.
Btw sekilas keseruannya bisa tonton reelsku ini ya.
Lubang RaksasaÂ
Saya menghentikan langkah saat sampai di lokasi titik akhir kunjungan. Berbaur dengan kawan-kawan yang berkerumun di depan "lubang raksasa". Dari kejauhan memang terlihat seperti lubang. Bukan lubang vertical tapi horizontal.
Lubang memanjang berbentuk lingkaran seperti labirin. Dilihat agak menjauh, terkesan menyerupai ilustrasi "time tunnel" di film-film futuristik.
Itu panel-penel yang berdiameter hmmm ... ada kalau 6-an meter. Warna cor beton. Nampak kokoh dan kuat menyangga tekanan tanah di atasnya.
Dalam kondisi ini, fungsi panel sekaligus sebagai dinding penahan tanah (retaining wall) yang dalam bahasa proyeknya disebut Diaphragm Wall atau disingkat D-Wall.