Seorang perempuan muda dikerubungi teman-teman yang datang bareng denganku. Teman-teman traveler peserta acara jelajah kuliner Gondangdia & Cikini yang terdiri dari member Koteka, grup Country Choice, dipandu Mutia dari tim Wisata Kreatif Jakarta.
Suasana riuh. Sambil melongok tumpukan mini cup di dalam box, mereka memesan es krim sesuai selera.
"Aku yang rasa kopyor mbak," kataku.
Sengaja aku pesan rasa  kopyor karena kabarnya rasa kopyor dan durian yang paling legendaris disukai gak ada tandingan rasanya.  Maklum dibuat dari bahan kelapa muda dan durian pilihan terbaik.
Satu mini cup kopyor kudapat. Berwarna putih kental berpenutup. Polos tanpa tulisan jenama apapun. Sendok plastik  kecil khas sendok es krim terselip di atas tutupnya. Diisolatip bening.  Penampilan kemasan yang sederhana. Â
Aku beranjak membawa es krim kopyor ke arah meja ujung. Tempat perempuan turis tadi duduk. Bermaksud menikmati  "si kopyor" di sana.
Es Krim Otentik Bahan Alami Tanpa Pengawet Â
Warna putih susu, cair agak kental, nampak saat kubuka tutup tanpa perekat itu.
Tekstur sedikit kasar, terasa saat es krim kusendok. Sepertinya kaya unsur susu. Rasa manis menguar di lidah perasaku. Dingin, creamy  dan lumer leleh di mulut.
Rupanya, ini rasa nuansa klasik dan otentik es krim tradisional yang disebut-sebut jarang ditemukan di tempat lain itu.Â