Upaya peningkatan kesejahteraan dan ketahanan pangan, bisa berjalan beriring dengan upaya menjaga kelestarian hutan. Seperti yang dilakukan para petani kopi Cibulao Hijau, Cisarua, Bogor. Dengan support pemerintah dan akademisi Universitas Nusa Bangsa (UNB) Bogor, para petani kopi kawasan puncak Bogor itu, merawat kelestarian hutan dan memanfaatkannya sebagai lahan produktif sekaligus sarana protektif.
MENARIKÂ apa yang dilakukan para petani kopi Cibulao Hijau di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat terhadap hutan di wilayahnya.
Desa di kawasan puncak Bogor itu, memiliki cara bijak merawat hutan sekaligus memanfaatkannya guna peningkatan kesejahteraan dan ketahanan pangan.
Buat tahu saja, Desa Tugu Utara yang berjarak sekitar 30an km dari pusat Kota Bogor ini, memiliki area hutan yang disebut Hutan Pangkuan Desa (HPD) seluas 610,64 Ha.
Bagian luas sekitar 60 Ha di dalamnya berupa area kebun kopi bernama Kebun Kopi Cibulao.
Dengan area hutan seluas itu, dan lokasi desa yang masuk daerah penyangga, Desa Tugu Utara memiliki potensi dalam perlindungan kawasan daerah sekitarnya terhadap bahaya banjir dan longsor.
Nah salah satu cara menanggulangi ancaman bahaya tersebut, para petani hutan Desa Tugu Utara melakukan upaya pengembangan agroforestri. Dengan sistem ini, memungkinkan kelestarian hutan terjaga, sekaligus berdampak positif bagi peningkatan ketahanan pangan para petaninya.
Dengan supoort akademisi dari Universitas Nusa Bangsa (UNB) Bogor, petani hutan kopi Cibulao Hijau desa itu, mengembangkan pemahaman, pengetahuan tentang sistem agroforestri.
Pengembangan pengetahuan itu menyangkut soal pengetahuan kewirausahaan, manajemen dan inovasi usaha.
Agroforestri, Hutan dan KopiÂ
Area seluas 60 Ha di dalam Hutan Pangkuan Desa (HPD) Desa Tugu Utara yang masuk area kebun kopi Cibulao, tumbuh beragam pohon hutan.
Ragam pohon keras itu seperti Sengon, Rasamala, Kayu Afrika, Jati Putih, Riung Anak, Suren, Jabon, Alpukat, Nangka, Jambu dan lain-lain.
Pepohonan inilah yang dimanfaatkan sebagai naungan tanaman kopi yang dibudidayakan oleh para petani hutan.
Para petani itu, tergabung dalam kelompok yang dibentuk pada tahun 2007 silam, bernama Kelompok Tani Hutan (KTH) Cibulao Hijau.
Para petani KTH, sebelumnya sudah dibekali pengetahuan tentang pentingnya hutan dan pengembangan ekonomi kreatif oleh pemerintah melalui perusahaan umum kehutanan negara, Perhutani.
Perhutani memberdayakan KTH yang sebelumnya merupakan Kelompok Peduli Lingkungan tersebut.
Dari awalnya merupakan kelompok pelestari pohon-pohon hutan saja, menjadi sekaligus berdaya pengembangan ekonomi kreatif yakni petani kopi.
Dengan tujuan tersebut, badan usaha milik negara itu melakukan program kemitraan dengan KTH yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK. 8960/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/12/2018 tentang Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (KULIN KK).
Penerapannya, Perhutani sudah memberikan pendampingan atau sosialisasi mengenai pentingnya hutan dan pengembangan ekonomi kreatif.
Fokus utamanya adalah pada agroforestri kopi. Memanfaatkan pohon-pohon hutan yang sudah tersedia sebagai pohon naungan pohon kopi.
Lalu apa sebenarnya system agroforestry itu?
Bagi sebagian orang, mungkin sistem pengelolaan lahan agroforestri belum mengenalnya.
Sistem ini, digunakan seiring adanya perubahan paradigma baru tentang pengelolaan hutan yang lebih mempertimbangkan pengelolaan sumber daya alam (natural resources management) dan usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang hidup di sekitar hutan yang berfungsi secara produktif dan protektif.
Sistem pengelolaan lahan ini memungkinkan dipertahankannya keanekaragaman hayati, ekosistem sehat, konservasi air dan tanah serta meningkatkan ketahanan pangan.
Nah kembali ke bahasan pendampingan Perhutani. Dalam perkembangannya, merujuk pada penelitian dalam pengelolaan agroforestri, ditemukan bahwa KTH memiliki keterbatasan soal pengetahuan kewirausahaan, manajemen usaha dan inovasi usaha.
Pengetahuan yang perlu dan penting dimiliki para petani kopi Cibulao Hijau.
UNB Berdayakan KTH Cibulao Hijau Melalui Inovasi Agroforestri
Keterbatasan pengetahuan soal agroforestry itu, disambut akademisi dari Universitas Nusa Bangsa (UNB), untuk melakukan rangkaian kegiatan Pemberdayaan Kelompok Tani Hutan (KTH) Cibulao Hijau.
Kegiatan merupakan pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pengabdian Kepada Masyarakat Kompetitif Nasional.
Temanya adalah Pemberdayaan Kelompok Tani Hutan (KTH) Cibulao Hijau dalam Meningkatkan Kemampuan Inovasi Usaha Agroforestri di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor.
Program itu merupakan hibah Kemendikbud Ristek Dikti Tahun anggaran 2024.
Selanjutnya kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam manajemen dan inovasi usaha pun dilakukan
Salah satu rangkaian kegiatan PKM itu adalah melakukan pendampingan dan pelatihan kewirausahaan pada 23 Juli 2024 yang lalu.
Kegiatan diikuti 30 orang terdiri dari anggota KTH dan tim PKM UNB. Tim PKM terdiri dari dosen, yakni Tun Susdiyanti, Linar Humaira, Nengsih Anen serta 3 orang mahasiswa bernama Kristia Sumpiana, Ni Ketut Dhara, dan Faraz Rachma.
Kegiatan yang menghadirkan pemateri kewirausahaan, dosen Magister Ekonomi Pembangunan UNB, Dr. Faizal Maad, Ir.M.Si itu mendapat respon positif dari para peserta.
Antusiasme peserta cukup tinggi. Ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi. Ditambah lagi hasil pretest dan post test terjadi peningkatan pemahaman terhadap materi sebesar 68%.Â
Herdi salah satu pengurus KTH Cibulao Hijau mengaku, bahwa kegiatan PKM sangat penting dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha yang akan berdampak dalam meningkatkan pendapatan anggota kelompok dengan tetap menjaga kelestarian hutan.
Sedangkan pihak UNB, melalui dosen Tun Susdiyanti selaku ketua PKM menyebutkan bahwa kegiatan PKM ini terintegrasi dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berbasis pada Indikator Kinerja Utama (IKU), yang melibatkan 3 orang mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman diluar kampus dengan diberikan pengakuan SKS.
Selanjutnya, tindak lanjut kegiatan ini adalah pelatihan dan pendampingan manajemen dan inovasi usaha.
Pendampingan itu berupa pelatihan analisis usaha agroforestri dan pelatihan pemasaran secara offline dan online.
Tentu kegiatan PKM UNB ini bisa berdampak positif yang panjang. Meningkatkan kemampuan berwirausaha guna meningkatkan pendapatan anggota kelompok sekaligus tetap menjaga kelestarian hutan.
Menjaga kelestarian hutan penting dilakukan, bukan saja sebagai sarana perlindungan kawasan daerah sekitar terhadap ancaman banjir dan longsor namun juga untuk dimanfaatkan sebagai pemenuhan kesejahteraan masyarakatnya.
Salam sukses para petani kopi Cibulao Hijau.
@rachmatpy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H