Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 201 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

3 Alasan Saya, Kangen Berwisata Desa "Nguri-nguri Kabudayan" di Pssar Doplang

22 Juli 2024   03:45 Diperbarui: 22 Juli 2024   08:07 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mejeng pake sorjan di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi

Jajanan di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi
Jajanan di Pasar Doplang Wonogiri. Dokumen Pribadi

Eh ada lagi makanan spesial, yang saya baru nemu kali pertama  di pasar ini. Tapi saya lupa namanya. Bahannya dari buah jambu monyet. Buahnya ya, bukan bijinya. Kalau bijinya itu diolah menjadi kacang mede yang harganya mahal itu.

Nah buahnya, yang rasanya sepet, orang gak suka. Uniknya di pasar ini, ada yang mengolahnya. Dibumbui dan dibentuk bulat-bulat kecil kayak bentuk bakso.  

Gambar fotonya di bawah ini. Rasanya enak, rasa rempah, gak sepet lagi.

Makanan dari buah jambu monyet. Lupa namanya. Dokumen Pribadi
Makanan dari buah jambu monyet. Lupa namanya. Dokumen Pribadi
Makanan-makanan yang saya sebut itu,  langka ditemukan di kota. Apalagi saya tinggal di Bogor, Jawa Barat, mayoritas masakan Sunda dan makanan nusantara lain. Minim makanan khas Jawa, khususnya Jawa Tengah.  

Aneka makanan "ndeso" itu dIpadu dengan aneka minuman khas lainnya, seperti jahe, uwuh, kopi dan lainnya.

Pasar Doplang bak surganya kuliner tradisional Wonogiri yang tak mudah ditemukan di tempat lain.  

Nyaman dalam Nuansa Budaya Jawa 

Karena memang diperuntukkan sebagai tempat berwisata vibes budaya Jawa, Pasar Doplang membawa saya dalam kehidupan budaya Jawa.

Kecuali jajanan ndeso, beberapa hal diterapkan seperti penggunaan Bahasa Jawa saat berinteraksi di dalam pasar. Penggunaan busana adat Jawa oleh para pedagangnya.

Seperti penggunaan baju kain Lurik bagi para prianya. Begitu pula para perempuan yang menggunakan busana wanita ala Jawa.  Kalau pengunjung seeh bebas pakai baju apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun