Bahkan ke depan, ia ingin membuka semacam tempat pagelaran kecil di teras rumahnya. Agar wisatawan memperoleh gambaran utuh tentang wayang golek.
Sekarang, hampir setiap hari ada saja wisatawan yang berkunjung ke galerinya. Wisatawan asing banyak dari negara-negara Asia, Belanda, Amerika, sampai Timur Tengah.
Saat saya berkunjung ke rumahnya, barengan ada tamu turis asing dari Dubai.
Kebanyakan kolektor mengoleksi berbagai macam karakter wayang golek khususnya Rama dan Sinta dari epos Ramayana.
Sementara menurut Enday, respon pasar lokal masih belum besar. Beberapa pesanan omestik atang dari instansi pemerintahan dan swasta. Awal tahun lalu, pesanan dari Kedutaan Besar Indonesia di Azerbaijan.
Kini pesanan suah mulai lancer. Sementara untuk memenuhi pesanan, Enday memberdayakan keluarganya, mulai dari anak, ibu, ayah sampai kerabat.
Memetik InspirasiÂ
Jerih payah Enday meneruskan tradisi usaha ayahnya, memberi banyak hikmah dan inspirasi.
Bagi Enday menggeluti pembuatan wayang golek, bukan hanya soal nafkah keluarga, namun juga tentang kegiatan melestarikan warisan budaya Sunda, yakni Wayang Golek.
"Saya tak mau nantinya, karena kita abai, wayang golek diklaim negara lain," katanya kepada penulis.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!