Kuliner tradisonal legendaris yang unik, Pindang Kambing di ambang senjakala. Makin langka pembuat dan penjualnya. Di tangan Mbok Sinem, “nyala api” kuliner khas Wonogiri itu, bertahan eksis melawan redup.
DIKSI "Maestro" sengaja aku tulis memakai tanda petik. Karena menurutku gak berlebihan rasanya, Mbok Sinem kunilai demikian. Dedikasinya merawat eksistensi pindang kambing, melalui usaha kecilnya selama hampir 4 dekade, layak diapresiasi.
Betapa tidak, saat kuliner warisan leluhur ini kian langka, dan jarang orang melirik membuatnya, Mbok Sinem tetap setia memasak dan "nguri-nguri" kuliner lokal khas Wonogiri itu.
Uniknya lagi, jualan pun hanya dilakukan di dapurnya yang bergaya "kampung". Face to face. Tanpa marketplace, tanpa jasa aplikasi penjualan online.
Aku merasa perlu sharing kuliner unik yang diminati para pelancong dari Solo, Klaten, Sukoharjo dan sekitarnya ini.
Sebelumnya, boleh tonton video Mbok Sinem artikel link ini ya : Berburu Kuliner Langka, Pindang Wedhus
Berikut kisahnya, hasil ngobrol sore dengan Mbok Sinem di rumahnya, dusun Sambirejo, Ngadirojo Kidul, Wonogiri. Obrolan yang terekam jelas, saat bertemu dengannya, tahun lalu di dapur rumahnya.
Bersyukur, beliau masih jualan saat ini. Balasan dari pesanku melalui Wattshap pada siang hari Minggu 7 Juli 2024 kemarin, mengkonfirmasi.
"Masih jualan," bunyi jawaban balasan itu.