andaikan sanggup menahan berlalu pagi
dan subuh yang tak perlu pergi
mungkin tenang tak perlu bersusah menanti
bernyanyi tentang tunas-tunas harapan
mengawali setiap mimpi yang terlukiskan
hati
andaikan bisa menghapus ragu redam terik
dan panggang panas yang menjilat sekujur waktu
mungkin api-api amarah di hati
tlah padam tak terkenali
oleh sejuknya ayat Tuhan yang teresapi
nurani
andaikan mampu memaknai senja
dan petang yang merangkul gulita
bahwa terang tak pernah tiada
dan gelap penyeimbang adanya
mungkin urat-urat tak lagi tertarik akan nafsu-nafsu kebencian
dan mendung-mendung berganti dengan kesadaran
lalu nyanyian hakiki keTuhanan terlantunkan
dan berkisahkan
tentang toleransi
tentang dunia fana Â
tentang langit abadi surga
tentang Tuhanku Tuhanmu
***
Jakarta – 14 Oktober 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H