Karena di dalam rumah penuh, maka kami kemudian ke luar menuju ke areal persawahan tepatnya di sebelah utara bangunan joglo. Terbentang areal persawahan yang hijau royo-royo dengan latar belakang Gunung Merapi yang menjulang tinggi.
Ternyata di areal luar pun sudah penuh dengan orang-orang yang duduk lesehan beralaskan tikar. Waduh, salah strategi rupanya. Mestinya kami tadi berbagi tugas, dua orang antre makanan, yang bertiga mencari tempat duduk.
Ketika sedang kebingungan mencari tempat duduk, tiba-tiba saya dipanggil oleh pelanggan yang sudah selesai makan dan hendak keluar. Kami dipersilakan untuk menempati “bekas”nya duduk. Alhamdulillah, akhirnya dapat tempat duduk, setelah berterima kasih, kami pun duduk di meja berempat. Sementara Mas Odi driver kami memilih duduk terpisah. Ya sudahlah tidak mau bergabung.
Tak membutuhkan waktu lama, petugas dari Kopi Klotok membersihkan meja yang akan kami tempati. Dengan sigap mereka membawa baki untuk mengangkat piring, sendok, gelas yang telah kosong. Kemudian meja kami dilap memakai kain serbet yang nampak bersih. Kami pun kemudian asyik menikmati hidangan sesuai pilihan masing-masing. Hmmm… enak sekali lodehnya. Apalagi telur dadarnya, sangat gurih dan pas asinnya.
Dengan suasana khas ndeso menambah nikmatnya menyantap makanan yang dipilih. Selesai menyantap makanan, kami pun ke sawah untuk mengambil foto. Dan perlu diketahui, ternyata pematang sawah (galengan) telah diperlebar sehingga tidak sulit bagi pengunjung untuk melewatinya.
Setelah puas kami pun melangkah pulang, tetapi tak lupa untuk membayar di kasir. Malu rasanya telah menikmati lezatnya makanan dan kenyamanan khas pedesaan , tetapi tidak berterima kasih dengan cara membayar semuanya di kasir. Ternyata harganya pun tidak terlalu mahal. Sangat ramah di kantong.
Jika kalian ke Jogja khususnya daerah Pakem silakan mampir.