Namun ternyata rasa percaya diri saya hilang seketika, berganti rasa haru yang luar biasa, saat melihat begitu banyaknya tamu undangan yang hadir pada acara tersebut. Kejadiannya pada Rabu malam tanggal 3 Agustus 2016 di bioskop Metropole Jakarta Pusat.
“Ruang atas penuh, mas…! Ruang VVIP juga. Ruang merokok juga penuh, mas..! Ruang lobby juga padat, mas..!” demikian staf saya berbisik keras ke telinga Saya.
“Serius kamu..??” tanya saya.
“Serius sekali, mas. Ayo ikut saya jalan-jalan ke ruang yang lain”, jawab staf Saya tersebut.
Dan ternyata memang benar apa yang disampaikan beliau, semua ruangan penuh terisi undangan. Rasa senang bercampur cemas pun timbul (khawatir dengan kenyamanan undangan, karena jumlah pengunjung yang diluar dugaan) mulai timbul dalam diri saya.
Tibalah saat saya untuk memberikan kata sambutan, dan mendadak Saya jadi lupa poin-poin yang ingin saya sampaikan – dan bisikan lembut dari MC (Melissa Karim), yang mengingatkan saya bahwa dua pembicara pertama hanya diberikan waktu lima menit untuk bicara, sangatlah tidak membantu saya!
Saya naik ke podium, mengambil mic dan tanpa basa-basi terlalu panjang langsung menyampaikan satu hal saja yang menjadi kepedulian utama saya; bahwa restorasi itu mahal, dan jauh lebih penting bagi bangsa Indonesia untuk memiliki fasilitas penyimpanan arsip film yang baik dan sesuai standar!
Mudah-mudahan para pejabat yang berwenang dapat menangkap pesan tersebut (pada pidato sambutannya, Ketua Badan Ekonomi Kreatif RI Pak Triawan Munaf mengulangi dan mengamini pernyataan saya tersebut).
Saat pemutaran film, karena tidak ada kursi di studio yang tersedia (beberapa undangan terlihat kecewa karena terlambat dan tidak kebagian tempat), Saya dan beberapa orang kawan menonton sambil berdiri di lorong pintu masuk studio, berpindah-pindah dari studio 1 sampai studio 4 bioskop Metropole XXI, sambil mencari tau reaksi para penonton terhadap film dan hasil restorasinya.
Gelak tawa penonton dan komentar-komentar yang keluar selama pertunjukan terdengar seperti sebuah lagu indah di telinga saya. Bahkan di studio 1 (tempat dimana para pejabat dan tamu undangan VIP menonton), Saya mendengar ada dua kelompok penonton yang menyanyi bersama setiap ada lagu yang dimainkan pada film. Luar biasa! Saya tidak tau siapa mereka, tapi Saya tidak yakin bahwa mereka adalah penonton dari generasi milenia…
Wajah-wajah gembira dan sumringah serta senyum tanpa henti yang ditunjukkan para penonton saat keluar studio menambah lengkap malam itu.