&&&
[caption caption="Kurawa alias Rudi Valinka alias Rudi Sutanto"]
Bukan wartawan dong bila gagal menangkis isu dengan menawarkan isu pengganti. Kubu Tempo meniupkan wacana hapus dikhotomi "lover-hater". Maksud hati agar tidak ada lagi dinding pemisah antara Ahok lover dengan Ahok hater. Ini sebuah gagasan penuh tanda tanya, soalnya kubu Tempo pernah lama menikmati posisi lover Jokowi-Ahok sejak 2012. Sebuah posisi khayal yang bisa jungkir balik setiap saat.
Mudah ditebak, kubu Tempo belum siap menerima julukan hater, sebuah julukan khayal yang selama ini dinikmati Tempo ketika ngehajar lawan politik.
Kepada kubu @kurawa, Tempo sangat jengkel atas cuitan yang menelanjangi dapur keuangan yang megap-megap kejiret utang. Mereka menuding @kurawa gagal membantah berita Tempo terkait kesalahan Ahok. Kemudian @kurawa berusaha membunuh Tempo agar koran dan majalahnya bangkrut.
" Jangan gitu dong... Bukannya menangkis pesan atau berita, malah ngebunuh orang yang nulis pesan. Itu namanya Kill The Messanger, " kira-kira gituh sindir cuitan pemimpin Tempo.
Sejauh ini kubu Tempo masih kokoh didukung kaum terdidik perkotaan. Setidaknya rekam jejak mereka sebagai penyebar demokrasi, HAM, dan pluralisme belum luntur. Apalagi komunitas Salihara, bikinan Goenawan Muhamad, Â di mana dedengkot sastra mojok bersama situs MOJOK. Sudah pasti ngedukung abis....***(paragraf yg ini anggap saja tidak ada yg terkait dg MOJOK, trims atas koreksu dan keberatan kawan-kawan di situs Mojok)***.
Situs MOJOK.CO yang terkenal gesit nulis satire nasional mendadak bisu terkait polemik Tempo-Ahok. Jangan-jangan saya yang gagal update, hehe.
&&&
[caption caption="Geonawan Muhammad pendiri Majalah Tempo (dok UGM)"]
Boleh saja @kurawa dituding sebagai buzzer setara mulut juru kampanye. Tapi dia sangat percaya diri dengan masang foto profil dan nama Rudi Valinka. Menurut temen lama sesama pendukung Jokowi, akun @partaisocmed, ia adalah Rudi Sutanto.